Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menargetkan industri leasing Tanah Air tetap mampu tumbuh 10-12% hinggga akhir 2024 meski salah satu segmen utama yakni penjualan mobil dan motor dalam tekanan.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiranto mengatakan bisnis perusahaan pembiayaan bukan hanya di sektor pembiayaan kendaraan baru saja, tapi lini bisnis lainnya seperti kendaraan bekas hingga alat berat. Meski begitu, dia mengakui ada tren penurunan pembiayaan di segmen alat berat karena daya beli menurun.
"Tapi perusahaan pembiayaan juga punya pembiayaan modal kerja yang bisa dipakai untuk memberikan kepada debitur-debitur yang telah atau hampir selesai pinjamannya serta menunjukkan pembayaran yang sangat-sangat baik bisa ditawarkan pembiayaan dana tunai," kata Suwandi kepada Bisnis, Jumat (23/8/2024).
Peluang refinancing ini telah memiliki ruang karena saat ini banyak masyarakat yang perlu mendanai kebutuhan-kebutuhan mereka. Suwandi mencontohkan kebutuhan seperti membayar keperluan pendidikan atau keperluan usaha.
"Itu bisa juga sebagai volume pembiayaan menggantikan nanti yg penjualan mobil baru turun, dan [segmen-segmen] yang lainnya," kata dia.
Adapun peluang perusahaan pembiayaan lain adalah pembiayaan modal kerja. Dalam data APPI, sektor ini mencatatkan pertumbuhan saat pembiayaan kendaraan baru sedang lesu.
Baca Juga
Di sisi lain, tantangan yang dihadapi industri pembiayaan kata dia adalah stabilitas harga bahan pokok sehingga daya beli masyarakat bisa membaik.
"Ini dampaknya ada beberapa faktor, contoh kenapa penurunan daya beli, karena prioritas orang untuk memenuhi kebutuhan perut dulu karena barang-barang ini meningkat, mulai dari beras naik 35%, dan lain-lain," ujarnya.