Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset perbankan nasional pada semester I/2024 mencapai Rp12.048,21 triliun, tumbuh 9,01% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) sebanyak Rp11.052,1 triliun.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK terbaru yang dikutip pada Minggu (1/9/2024), aset bank mini atau yang tergabung dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1 tercatat terkontraksi saat kelompok bank lain masih tumbuh positif. Aset bank KBMI 1 menyusut 3,5% (YoY) menjadi Rp1.394,03 triliun pada Juni 2024.
Jumlah tersebut berkurang dari raihan aset sebesar Rp1.445,01 pada periode sama tahun sebelumnya atau Juni 2023. Dengan demikian, aset bank mini menjadi yang paling kecil di antara lainnya dengan persentase 11,57% dari total aset perbankan nasional.
Lain halnya dengan bank mini, bank yang tergabung dalam KBMI 2 mencatatkan laju pertumbuhan aset paling kencang sebesar 22,9% menjadi Rp1.672,02 triliun pada Juni 2024.
Pada periode sama tahun sebelumnya, aset bank KBMI 2 tercatat senilai Rp1.360,52 triliun. Aset KBMI 2 pun menguasai 13,88% dari keseluruhan aset perbankan Tanah Air.
Lebih lanjut, aset bank menengah atau KBMI 3 mencapai Rp2.971,08 triliun atau tumbuh 9,25% (YoY) dari posisi Rp2.719,43 triliun pada Juni 2023. Angka tersebut menempatkan KBMI 3 dalam urutan kedua kelompok modal inti dengan persentase aset terbanyak, yakni 24,66%.
Baca Juga
Sementara itu, aset bank jumbo atau KBMI 4 yang terdiri dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) tercatat tumbuh di bawah industri dengan persentase 8,76% (YoY) dan nilai sebesar Rp6.011,06 triliun per Juni 2024.
Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan aset pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp5.527,13 triliun. Dengan persentase 49,89%, KBMI 4 masih tercatat mendominasi aset perbankan nasional hingga paruh pertama 2024.
Sebagai informasi, KBMI merupakan pengelompokan bank berdasarkan modal inti. KBMI 1 ditempati oleh bank dengan modal inti mencapai Rp6 triliun, sementara KBMI 2 mencakup modal inti Rp6 triliun—14 triliun.
Kemudian, KBMI 3 berisikan bank dengan rentang modal inti antara Rp14 triliun hingga Rp70 triliun. Terakhir, KBMI 4 atau kerap disebut dengan bank jumbo merupakan klasifikasi bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun.
Kredit Perbankan Tumbuh
Kinerja aset perbankan tersebut sejalan dengan perkembangan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Pada Juni 2024 kredit perbankan tumbuh sebesar 12,36% secara tahunan. Sementara, DPK tumbuh sebesar 8,45% (YoY).
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit 2024 berada pada batas atas kisaran 10%—12%. Sementara itu, dari sisi profitabilitas, OJK menyampaikan sejumlah bank melakukan revisi dengan memangkas target laba pada tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kondisi tersebut terjadi karena kondisi suku bunga global yang masih tinggi ditambah lagi adanya kenaikan biaya dana akibat perebutan dana murah di pasar.
"Sementara, suku bunga kredit saat ini tergolong stabil di tengah suku bunga DPK yang meningkat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/8/2024).
Meskipun demikian, kata Dian, sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) revisi dari bank margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) pada akhir 2024 diproyeksikan masih tergolong stabil dibandingkan NIM pada semester I/2024.
"Dengan optimisme bahwa penyaluran kredit perbankan di 2024 masih cukup tinggi dengan pencapaian double digit, pertumbuhan kinerja perbankan pada tahun 2024 diharapkan tetap terjaga baik, meskipun mungkin tidak setinggi tahun lalu," ujar Dian.