Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat BNI (BBNI) dan Bank Mandiri (BMRI) Rambah Pasar Afrika

PT Bank Mandiri (Persero) Tbjk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) siap menggarap potensi pasar Afrika.
Direktur Institutional Banking BNI, Munadi Herlambang (kanan), CEO Hex Labs Edezin Kamil, CEO Aruma Farid Naufal Aslam, Menteri Komunikasi & IT Mesir Amr Talaat, Menparekraf RI Sandiaga Uno, Menteri Sekretaris Jenderal Guinea Tamba Benoit Kamano, Ekonom Senior Mari Elka Pangestu, Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dan Jurnalis Senior Wahyu Wiwoho selaku Moderator dalam salah satu panel diskusi Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Direktur Institutional Banking BNI, Munadi Herlambang (kanan), CEO Hex Labs Edezin Kamil, CEO Aruma Farid Naufal Aslam, Menteri Komunikasi & IT Mesir Amr Talaat, Menparekraf RI Sandiaga Uno, Menteri Sekretaris Jenderal Guinea Tamba Benoit Kamano, Ekonom Senior Mari Elka Pangestu, Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dan Jurnalis Senior Wahyu Wiwoho selaku Moderator dalam salah satu panel diskusi Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, BADUNG – PT Bank Mandiri (Persero) Tbjk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) siap menggarap potensi pasar Afrika

Direktur Institutional Banking BNI Munadi Herlambang menyatakan bahwa BNI melihat Afrika sebagai pasar dengan potensi yang sangat besar. Ini tecermin bagaimana BUMN Indonesia telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Afrika, seperti MIND ID, Pertamina, dan Biofarma.

Tak hanya itu, kata dia Afrika yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang besar, menjadi modal bagi suatu bisnis yang berkelanjutan

“BNI melihat ini sebagai potensi pasar yang cukup bagus, volume transaksi nanti dilihat seberapa besar,” ujarnya kepada Bisnis usai agenda Panel Discussion bertema Economic Transformation dalam Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024, Senin (2/9/2024).

Dirinya juga melihat bahwa Afrika telah menjadi salah satu tujuan investasi paling potensial di tengah meredupnya perekonomian beberapa negara emerging, termasuk China. 

“Yang paling sustain adalah alam, beberapa negara Eropa yang maju dan tidak punya kekayaan alam sudah sunset, dan Afrika salah satu negara yang masih punya SDA besar,” ungkapnya. 

Menurutnya, teknologi telah menjadi elemen esensial yang tak terpisahkan dari upaya perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, termasuk dengan mengoptimalkan tren digital dan teknologi terkini, seperti penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan.

Kemudian, BNI juga mengoptimalkan Open Banking, Mobile Banking & Payments, serta Big Data & Analytics yang menjadikan BNI fokus memenuhi kebutuhan pelanggan dan membuat nasabah lebih mudah melakukan transaksi, baik untuk keperluan pribadi dan penggunaan bisnis. 

Sebagai bank global yang diamanatkan oleh Kementerian BUMN, BNI pun memiliki peran penting dalam menghubungkan Indonesia dengan dunia, guna mendukung ekspansi layanan dan transaksi perbankan secara internasional.

“BNI melihat ini sebagai potensi besar yang bisa ditangkap secara business banking,” ungkapnya. 

Geliat Bank Mandiri

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga mengatakan bahwa pasar Afrika cukup menarik bagi perseroan terutama dalam mendukung para nasabah mandiri yang berbisnis di pasar Afrika. 

“Secara kajian terus kami lakukan terutama peningkatan ragam produk dari Indonesia yang dapat dikirimkan ke pasar Afrika,” ujarnya kepada Bisnis. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi yang juga menjadi salah satu panelis pada gelaran internasional ini memaparkan berbagai peluang dan tantangan transformasi dan pemanfaatan digital di sektor perbankan bagi para pemangku kepentingan sektor publik dan swasta dari Afrika dan Indonesia. 

Dalam paparannya, Darmawan juga menyebut, melalui transformasi digital, Bank Mandiri berupaya mengembangkan super platform Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale dan superapp Livin’ by Mandiri bagi nasabah ritel. 

Tak hanya itu, perseroan juga telah menghadirkan layanan Livin’ Merchant untuk pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Selain itu, Bank Mandiri telah mentransformasi 241 kantor cabang menjadi Smart Branches yang didukung dengan teknologi back-end yang ditingkatkan dan sejumlah peningkatan operasional dan terkait bakat untuk mendukung portofolio tersebut. 

Dalam melakukan  ekspansi jaringan bisnis, pengembangan teknologi digital melalui Livin’ dan Kopra juga dilengkapi dengan inisiatif Mandiri Agen, terutama untuk wilayah terluar di Tanah Air. 

“Saat ini, lebih dari 80% akun baru dari nasabah ritel telah didaftarkan melalui Livin’ by Mandiri. Sedangkan Kopra by Mandiri telah menangani transaksi bisnis dengan volume lebih dari US$1,2 miliar dalam periode 12 bulan terakhir,” katanya.

Lanjutnya, melalui program Livin’ Around the World, Livin’ by Mandiri telah berekspansi ke mancanegara, melayani transaksi finansial dan gaya hidup bagi diaspora di lebih 120 negara. 

Hingga akhir Agustus 2024, lebih dari 62.000 User Registered melalui program Livin’ Around the World ini.  

“Mulai dari tabungan, transfer valas, hingga fitur berinvestasi, Livin’ by Mandiri menghadirkan seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah dalam genggaman. Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk untuk meningkatkan peran BUMN Go Global,” tuturnya.

Kesepakatan RI-Afrika

Sebelumnya, ementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melaporkan realisasi nilai kesepakatan bisnis antara Indonesia dan Afrika dalam perhelatan Indonesia Africa-Forum (IAF) hari ke-3 mencapai US$2,95 miliar atau setara dengan Rp45,83 triliun (asumsi kurs Rp15.538 per dolar AS). 

Itu artinya, angka ini naik US$50 juta atau sekitar Rp776,8 miliar dari hari sebelumnya atau hari ke-2 yang sempat menyentuh US$2,9 miliar.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury optimistis nilai kesepakatan bisnis dengan negara-negara Afrika dapat mencapai US$3,5 miliar hingga akhir September 2024, dengan beberapa peluang tambahan yang telah dijajaki.

“Kita optimis mencapai target untuk bisa memiliki perjanjian di sektor bisnis atau B2B agreement dengan negara-negara di Afrika itu bisa menembus angka US$3,5 miliar atau Rp55 triliun rupiah,” ujarnya di sela-sela agenda Indonesia-Africa Forum di Nusa Dua Bali, Selasa (3/9/2024).

Menurutnya, capaian ini sebagian berasal kesepakatan-kesepakatan lain yang telah difinalisasi dalam 1-3 minggu terakhir sebelum forum IAF digelar.

Geliat BNI (BBNI) dan Bank Mandiri (BMRI) Rambah Pasar Afrika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper