Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akseleran Ungkap Tantangan P2P Lending Kejar Potensi Jumbo Pendanaan UMKM

Pembukuan yang belum baik, hingga pemakaian dana di luar kepentingan usaha menjadi sejumlah tantangan dalam pendaan UMKM oleh P2P lending atau pinjaman online.
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat potensi besar pendanaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari industri keuangan nonbank atau IKNB, salah satunya dari peer-to-peer lending (P2P lending) atau pinjaman online. Sayangnya, potensi dengan realisasinya saat ini masih terpaut jauh.

Sebagai penyelenggara P2P lending yang fokus pendanaannya 95% untuk sektor produktif, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia membeberkan tantangan mengapa kucuran dana kepada UMKM dari pinjaman online belum maksimal.

Group CEO & Co Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan mayoritas UMKM di Indonesia saat ini dalam hal pembukuan keuangan masih belum baik. Misalnya, pelaku UMKM tidak memiliki laporan keuangan, atau laporan keuangan mereka tidak akurat, hingga pemakaian dana usaha yang digunakan di luar kepentingan usaha.

"Hal ini membuat sulit untuk menganalisa kelayakan usaha mereka. Ini pentingnya pelaku usaha melek keuangan dan mau ikut mendigitalisasi usahanya, sehingga terekam data-datanya," kata Ivan kepada Bisnis, Selasa (24/9/2024).

Dikutip dari laman Akseleran, sampai saat ini sepanjang 2024 total pendanaan yang tersalurkan mencapai Rp2,08 triliun dengan total outstanding mencapai Rp680,51 miliar. Ivan menargetkan pembiayaan Akseleran di 2024 ini menyentuh angka Rp3,4 triliun, atau tumbuh 20% dari tahun 2023 sebesar Rp2,85 triliun.

Maka dengan tantangan yang dia sebutkan itu, Akseleran melakukan strategi dengan melakukan penetasi pasar yang lebih luas.

"Penetrasi tersebut melalui channel direct sales, di mana relationship manager kami diharapkan menjaring lebih banyak borrower. Juga melalui kemitraan yang menghubungkan rantai pasok pembiayaan dengan platform digital," kata Ivan.

Sebagai informasi, dari data OJK mencatat outstanding pinjaman P2P lending kepada UMKM perseorangan per Juli 2024 mencapai Rp15,14 triliun, turun 9,25% (month to month/MtM) dibanding Rp16,68 triliun pada Juni 2024, atau turun 13,02% (year on year/YoY) jika dibanding Rp17,41 triliun pada Juli 2023.

Sedangkan, outstanding pinjaman P2P lending untuk UMKM badan usaha per Juli 2024 mengalami kenaikan meski angkanya lebih kecil. Posisinya berada di Rp4,94 triliun atau naik 29% (MtM) dibanding Rp3,83 triliun pada Juni 2023, dan naik 18,79% (YoY) jika dibandingkan Rp4,16 triliun pada Juni 2023.

Sementara itu, riset internal OJK pada 2022 menhasilkan ada Rp1.519 triliun kebutuhan pendanaan UMKM yang bisa didukung oleh sektor IKNB. Namun dari potensi besar itu, OJK menghitung kapasitas pembiayaan IKNB hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar Rp229 triliun atau hanya 15% saja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper