Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti Generasi Z dalam mendorong inovasi di sektor jasa keuangan Indonesia. Gen Z yang dikenal sebagai generasi tech-savvy dan inovatif dalam teknologi digital memiliki potensi besar untuk membawa perubahan signifikan dalam layanan keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan Gen Z merupakan generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh di tengah lingkungan teknologi yang terus berkembang pesat.
Hal ini mengakibatkan Gen Z sangat mahir dalam memanfaatkan teknologi dan cenderung tidak bisa hidup tanpa teknologi.
"Sebagai pengguna teknologi yang aktif dengan tingkat adaptasi yang tinggi, tentu mahasiswa-mahasiswi memiliki peran penting dalam mendorong inovasi di sektor jasa keuangan," ujarnya dalam Festival Literasi Finansial 2024 "Kami Generasi Siap Finansial" Jumat, (27/9/2024)
Dengan demikian, OJK menekankan pentingnya mahasiswa-mahasiswi, yang merupakan bagian dari Gen Z, untuk menguasai teknologi-teknologi terbaru, seperti blockchain, artificial intelligence (AI), dan big data dalam upaya merancang produk dan layanan keuangan berbasis digital untuk dapat memberikan solusi atas permasalahan di sektor keuangan.
Adapun, dalam meningkatkan inovasi dan literasi keuangan digital, kata Hasan, OJK mengembangkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan keterampilan digital bagi seluruh lini masyarakat. Pertama menyusun dan mensosialisasikan modul terkait inisiatif literasi keuangan digital bagi masyarakat.
Baca Juga
Kedua, mengembangkan fintech center di OJK dalam upaya untuk meningkatkan jumlah inovasi di sektor keuangan.
Ketiga, mengembangkan regulatory sandbox, sebuah live test environment ruang uji coba dan pengembangan di OJK untuk mengundang inovasi-inovasi baru di sektor keuangan.
“Inovasi dan startup di sektor keuangan, mungkin ini sebagai tawaran juga berpotensi untuk dikembangkan oleh adik-adik semua,” ujarnya.
Lebih lanjut, potensi inovasi ini dapat berupa seperti gamification pengembangan aplikasi, dapat meningkatkan literasi keuangan dengan memberikan pembelajaran tentang konsep dasar keuangan.
Lalu, blockchain based yang bisa mengembangkan platform keuangan digital tentu dengan memanfaatkan teknologi-teknologi blockchain untuk memfasilitasi transaksi yang aman, cepat dan hemat biaya serta articial intelligence dengan mengembangkan aplikasi simpanan menabung yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
“Tentu potensi inovasi ini, ke depan tidak akan ada habisnya, mengingat adik-adik sekalian mahasiswa sebagai Gen Z memiliki pola pikir yang terbuka dan kreatif, memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan semangat kewirausahaan yang besar,” ungkapnya.
Terakhir, dia meyakini bahwa OJK dan seluruh stakeholder, termasuk pemain perbankan akan terus mendorong dan menghadirkan potensi dan perubahan-perubahan ini untuk dapat mengambil manfaat terbesar di masa depan.