Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 15—16 Oktober 2024. Sejalan dengan hal tersebut, kondisi suku bunga deposito dan kredit bank terpantau masih tinggi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan likuiditas yang memadai serta efisiensi perbankan dalam pembentukan harga yang semakin baik dengan kebijakan transparansi SBDK, berdampak positif pada suku bunga perbankan yang tetap terjaga.
"Likuiditas perbankan yang memadai sejalan dengan implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia, termasuk Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial [KLM]," katanya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (16/10/2024).
Tercatat, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada September 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,75% dan 9,24%.
"Relatif stabil dibandingkan dengan level bulan sebelumnya," ucap Perry.
Adapun, suku bunga deposito terpantau menanjak dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4,73%. Bunga deposito saat ini juga masih lebih tinggi dibanding Desember 2023 yang mencapai 4,69%
Baca Juga
Pada periode yang sama, suku bunga kredit ini juga meningkat dibanding bulan sebelumnya, yaitu Agustus 2024 mencapai 9,21%. Angka ini makin mendekati level dari akhir Desember 2023 yang sempat mencapai 9,25%.
Sebelumnya, Head of Research LPPI Trioksa Siahaan mengatakan penurunan bunga acuan pada bulan September 2024 tidak serta merta langsung diikuti penurunan bunga kredit dan bunga deposito.
Pasalnya, bank masih menunggu dampak dari penurunan bunga ini ke penurunan biaya dana alias cost of fund sesuai ekspektasi bank sebelum menyesuaikan bunga.
"Butuh waktu kurang lebih 1—2 bulan sebelum melakukan penyesuaian suku bunga. Kembali lagi, ini tergantung pada evaluasi bank atas biaya dana dan likuiditas bank," ujarnya kepada Bisnis.
Pada laporan yang sama, suku bunga pasar uang (IndONIA) bergerak di sekitar BI-Rate, yaitu 6,16% pada 15 Oktober 2024. Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 11 Oktober 2024 tercatat masing-masing pada level 6,69%, 6,79%, dan 6,84%, tetap menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing.
Imbal hasil SBN tenor 2 tahun, per 15 Oktober 2024, menurun menjadi 6,31%, sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun meningkat menjadi 6,67% sejalan kenaikan yield UST tenor 10 tahun.