Bisnis.com, JAKARTA - Aset dana pensiun sukarela per September 2024 mencapai Rp380,80 triliun. Dari nilai ini, sebesar Rp315,52 triliun atau 83% dari angka tersebut terkonsentrasi di Jakarta.
Asesor Kompetensi LSP Dana Pensiun Syarif Yunus mengatakan faktor penyebab dana pensiun belum merata di seluruh provinsi di Indonesia adalah persoalan pemain dana pensiun memang mayoritas berada di Jakarta. Jumlahnya mencapai 118 dana pensiun dari total 192 dana pensiun di seluruh Indonesia. Namun, persoalan mendasar menurutnya adalah akses.
"Yang di Jakarta tidak membei kemudahan akses di luar Jakarta. Akses berkaitan dengan digitalisasi," kata Syarif kepada Bisnis, Senin (2/12/2024).
Faktor kedua menurut Syarif adalah literasi masyarakat tentang dana pensiun yang masih kurang. Syarif mencontohkan, segmentasi pekerja informal belum mengerti ada produk dana pensiun fleksibel yang memungkinkan mereka membayar iuran sesuai kemampuan pemasukan.
Syarif membantah sebaran dana pensiun di daerah erat kaitannya dengan perekonomian penduduk setempat. Dia mencontohkan seperti di Provinsi Kalimantan Tengah dan Riau.
Berdasarkan data, aset di kedua provinsi tersebut masing-masing hanya Rp106,95 miliar dan Rp479,89 miliar atau hanya 0,02% dan 0,13% dari total aset nasional.
Baca Juga
"Ada Kalimantan Tengah, ada Riau, mana ada miskinnya Riau dengan minyak itu. Artinya duit di situ banyak. Problemnya dia tidak punya alternatif produk keuangan yang sesuai dengan keinginan dia," kata Syarif.
Menurut Syarif, solusi dari sulitnya akses dana pensiun saat ini adalah dengan digitalisasi. Dia mencontohkan kemudahan seperti pada asuransi yang kini bisa lebih mudah dijangkau masyarakat dengan adanya teknologi digital.
Menurutnya, dari segi pasar sebetulnya banyak masyarakat yang sudah mulai tertarik dengan dana pensiun meskipun literasi tetap masih harus ditingkatkan.
"Tapi kendalanya, saya sebagai edukator dana pensiun, setiap saya edukasi pertanyaan baliknya dari masyarakat, Pak saya belinya di mana?" pungkasnya.