Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank besar telah melaporkan kinerja keuangannya menjelang penutupan tahun ini alias per November 2024. Simak kondisi kinerja keuangan BCA, Bank Mandiri, dan BNI pada bulan kesebelas 2024.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA mencetak laba bersih individual (bank only) mencapai Rp50,47 triliun per November 2024. Realisasi ini naik 14,31% secara tahunan atau year on year (YoY) dari angka Rp44,15 triliun per November 2023.
Mengutip laporan keuangan perseroan pada Jumat (27/12/2024), perolehan itu salah satunya didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tumbuh 9,29% YoY dari Rp64,20 triliun menjadi Rp70,16 triliun pada periode yang sama.
Pendapatan berbasis komisi alias fee-based income perseroan tercatat sebesar Rp16,28 triliun pada bulan kesebelas tahun ini, meningkat 7,20% dari angka Rp15,19 triliun.
Pada saat bersamaan, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment juga berhasil ditekan turun 15,4% menjadi Rp1,72 triliun pada November 2024, dari semula Rp2,04 triliun pada November 2023. Alhasil, laba operasional BCA meningkat 14,69% YoY dari Rp54,39 triliun menjadi Rp62,37 triliun.
Terkait fungsi intermediasi, BCA telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp875,78 triliun per November 2024, tumbuh signifikan 15,47% YoY dari level Rp758,43 triliun. Aset bank pun terkerek naik 4,50% hingga mencapai Rp1.415,40 triliun.
Pertumbuhan serupa juga terjadi pada sisi penghimpunan simpanan. Dana pihak ketiga (DPK) BCA mencapai Rp1.109,4 triliun pada November 2024, naik 3,48% dari Rp1.072,13 triliun pada periode sama tahun lalu.
Realisasi itu terdiri dari giro sebesar Rp363,08 triliun yang meningkat 8,55% YoY, tabungan senilai Rp551,76 triliun yang tumbuh 3,75% YoY, serta deposito yang turun 5,46% ke level Rp194,6 triliun.
Dengan demikian, dana murah atau current account savings account (CASA) BCA tumbuh 5,60% hingga mencapai Rp914,84 triliun pada November 2024, dibandingkan Rp866,30 triliun pada November 2023. Komposisi dana murah mencakup 82,46% dari keseluruhan simpanan perseroan.
Bank Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membukukan laba bersih Rp47,17 triliun hingga bulan kesebelas tahun ini. Capaian itu tumbuh 4,67% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp45,07 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, realisasi tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 5,23% hingga mencapai Rp35,62 triliun per November 2024. Fee-based income juga mencapai Rp15,99 triliun dengan laju pertumbuhan 12,82%.
Dengan demikian, laba operasional perseroan tumbuh 4,36% dari Rp55,34 triliun pada November 2023 menjadi Rp57,75 triliun pada November 2024.
Dari sisi kredit, Bank Mandiri telah menyalurkan sebesar Rp1.283,44 triliun per November 2024, tumbuh signifikan 22,69% dibanding capaian November 2023 yang sebesar Rp1.046,06 triliun. Aset Bank Mandiri juga menjadi yang paling jumbo di industri dengan nilai Rp1.850,52 triliun, tumbuh 13,67% YoY.
Dari sisi pendanaan, bank berlogo pita emas ini telah menghimpun DPK senilai Rp1.367,08 triliun, tumbuh 14,67% YoY dari angka Rp1.192,24 triliun.
Giro menjadi penyokong utama pertumbuhan tersebut dengan nilai Rp581,5 triliun, naik 17,9% YoY. Tabungan tumbuh 12,34% YoY hingga mencapai Rp505,03 triliun, sedangkan deposito juga tumbuh dobel digit 12,46% YoY ke level Rp280,55 triliun.
Alhasil, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp1.086,52 triliun per November 2024, naik 15,25% YoY. Komposisi CASA ini menempati 79,48% dari keseluruhan simpanan.
Bank Negara Indonesia (BNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI mencetak laba bersih Rp19,81 triliun hingga bulan kesebelas tahun ini, tumbuh 4,03% dari Rp19,04 triliun pada periode sama tahun lalu.
Mengutip laporan keuangannya, BNI sejatinya mengalami penyusutan pendapatan bunga bersih sebesar 3,85% ke angka Rp35,62 triliun per November 2024. Namun demikian, pos beban seperti impairment berhasil dikikis 18,72% dari Rp7,89 triliun ke Rp6,41 triliun pada periode yang sama.
Alhasil, laba operasional perseroan tumbuh 3,11% dari Rp23,18 triliun pada November 2023 menjadi Rp23,90 triliun pada November 2024.
BNI telah menyalurkan kredit senilai Rp739,54 triliun per November 2024, tumbuh dobel digit 10,96% dari Rp666,5 triliun. Nilai aset BNI pun terkerek naik 9,83% hingga mencapai Rp1.072,63 triliun.
Dari sisi pendanaan, BNI menghimpun DPK senilai Rp783,78 triliun pada November 2024, tumbuh 6,99% secara tahunan. Giro menjadi penyokong utama dengan laju pertumbuhan 12,95% YoY dengan nominal Rp316,32 triliun.
Sementara itu, tabungan BNI tumbuh 8,74% menjadi Rp243,03 triliun, sedangkan deposito menurun 2,02% YoY ke angka Rp224,42 triliun pada periode yang sama.
Dari realisasi tersebut, komposisi dana murah alias CASA BNI mencapai 71,37% dari keseluruhan simpanan, dengan nominal Rp559,35 triliun per November 2024. Nilai ini tumbuh 11,08% dari Rp503,55 triliun per November 2023.
Adapun, hingga berita ini selesai ditulis, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) atau BRI belum mempublikasikan laporan keuangan edisi November 2024.
Pada Oktober 2024, bank pelat merah itu membukukan laba sebesar Rp45,73 triliun, tumbuh 5,31% YoY dari Rp43,42 triliun pada Oktober 2023. Besaran laba ini menjadi yang paling tinggi di antara kelompok bank milik pemerintah lainnya.