Bisnis.com, JAKARTA — PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mencatat total kredit macet produk Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater mencapai Rp723,1 miliar per Oktober 2024. Angka ini menunjukkan penurunan dari posisi Juni 2024 yang mencapai Rp1,42 triliun.
Di sisi lain, portofolio BNPL mencapai Rp33,84 triliun per Oktober 2024 dengan 2,44 juta jumlah debitur. Direktur Komersial IdScore Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa tingkat kredit macet paylater mengalami perbaikan dalam tiga bulan terakhir.
"Sesuai perhitungan dari baki debetnya, ada Rp723,1 miliar yang macet [Kolektibilitas 5] sesuai data BNPL per Oktober 2024," kata Wahyu kepada Bisnis, Kamis (2/1/2025).
Kendati demikian, tingkat kredit macet paylater di Indonesia tetap berada pada kisaran 3,44% dalam satu tahun terakhir. Namun, Wahyu menegaskan bahwa tren ini membaik dibandingkan periode sebelumnya.
"Tingkat kredit macet untuk produk BNPL mengalami pengurangan signifikan pada pelaporan tiga bulan terakhir. Tercatat ada 2,14% kredit macet dari seluruh kredit BNPL per Oktober 2024," katanya.
Wahyu menjelaskan bahwa tren non-performing loan atau NPL untuk produk BNPL sebelumnya berada di kisaran 5% atau lebih buruk dibandingkan rata-rata industri. Namun, dalam tiga bulan terakhir, tren tersebut mulai menurun, yang menurutnya menunjukkan adanya perbaikan dalam kualitas debitur.
Baca Juga
Dari sisi demografi, debitur dalam rentang usia 30—40 tahun menjadi penyumbang terbesar kredit macet BNPL dengan kontribusi sebesar 35,65%. Rentang usia 20—30 tahun dan 40—50 tahun menyusul sebagai kelompok usia dengan kontribusi kredit macet tertinggi.
Menurut Wahyu, perbaikan ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan kemampuan debitur dalam mengelola pinjaman paylater.
"Kami melihat ada sinyal positif dari tren ini, namun tetap perlu ada penguatan edukasi dan literasi keuangan untuk memastikan tren positif ini berlanjut," pungkasnya.