Pintu Gerbang Spin-off BTN Syariah
Nixon juga memaparkan bahwa transaksi ini menjadi pintu gerbang bagi Unit Usaha Syariah (UUS) BTN alias BTN Syariah untuk melakukan pemisahan (spin-off) menjadi bank umum syariah baru.
Menurutnya, BTN Syariah saat ini memiliki kinerja cukup bagus, sehingga turut menjadi momentum untuk menyelesaikan keseluruhan proses akuisisi dalam waktu dekat. “Ini kita rencanakan akhir semester I [2025], semuanya kelar,” tuturnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, BTN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp535 miliar pada kuartal III/2024, meningkat 33,6% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp401 miliar. Aset BTN Syariah juga terkerek naik 19,2% YoY menjadi Rp57,7 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan Rp48,4 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Lebih jauh, Nixon menambahkan, dengan adanya proses akuisisi sekaligus pemisahan (spin-off) UUS BTN menjadi bank syariah tersendiri, maka segmen nasabah syariah akan dapat lebih terlayani.
“Setidaknya ada 2 BUMN yang bergerak di bidang perbankan syariah karena yang mau dilayani ini besar. Jadi, tolong dilihat bahwa kuenya ini gede banget,” katanya.
Calon bank syariah hasil aksi korporasi BTN ini nanti diperkirakan akan mengisi kekosongan bank syariah di Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2, sebab BSI telah menempati KBMI 3 selagi bank syariah lainnya berada di KBMI 1.
“Sekarang kan cuma BSI yang bank BUKU [KBMI] 3, bank umum syariah sisanya langsung BUKU 1, di tengah-tengahnya enggak ada. Begitu lahir, kami minimal bank BUKU 2, yang kita harapkan enggak lama kemudian bisa [naik ke] BUKU 3,” pungkasnya.
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset industri perbankan syariah Tanah Air sebesar Rp935,42 triliun per November 2024. Jumlah tersebut setara dengan 7,45% dari total aset perbankan nasional, tak mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.