Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat penyaluran pembiayaan baru berbasis syariah senilai Rp3,27 triliun.
Angka tersebut mengalami penurunan 40,36% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp4,59 triliun. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan mayoritas nasabah memilih pembiayaan konvensional.
“CNAF mengamati kecenderungan tersebut dalam kinerja pembiayaan baru yang disalurkan selama periode tersebut,” kata Ristiawan kepada Bisnis, pada Minggu (16/2/2025).
Adapun pembiayaan baru syariah perusahaan pada 2024 mengambil porsi sebesar 33% dari total keseluruhan pembiayaan baru CNAF yakni sebesar Rp 9,96 triliun.
Meskipun penyaluran pembiayaan baru berbasis syariah mengalami penurunan, CNAF mencatat pertumbuhan positif secara keseluruhan. Pembiayaan baru, baik syariah maupun konvensional, tumbuh sebesar 11,4% apabila dibandingkan pada 2023 yakni Rp8,94 triliun.
Namun demikian, Ristiawan menyebut CNAF masih tetap optimistis dengan prospek pertumbuhan pembiayaan syariah pada 2025. Dia mengatakan CNAF melihat proyeksi pertumbuhan untuk pembiayaan syariah masih sangat berpeluang dikarenakan populasi umat muslim di Indonesia cukup besar sehingga sangat memungkinkan sekali untuk dapat menyalurkan pembiayaan berbasis syariah.
“Ke depannya, masih akan sangat wajar sekali prospek pembiayaan syariah akan terus meningkat, baik di Indonesia maupun di CNAF,” katanya.
Untuk menangkap peluang tersebut, Ristiawan mengatakan strategi perusahaan ke depan difokuskan pada diversifikasi produk sebagai upaya menjaga kinerja perusahaan agar tetap tumbuh positif.
Selain itu, CNAF juga berencana untuk memperkuat sumber pendanaan melalui penerbitan instrumen keuangan alternatif. “Terkait dengan Sukuk, CNAF berencana untuk menerbitkan kembali Sukuk berkelanjutan tahap II Wakalah Bi Al Istitsmar di kuartal 1 tahun 2025 ini,” kata Ristiawan.
Penerbitan sukuk tersebut, lanjut Ristiawan, dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi market. Selain itu, CNAF menilai salah satu komponen keberhasilan dalam penerbitan sukuk selain kinerja perusahaan yang terus tumbuh yaitu momentum penerbitan yang sesuai dengan kondisi market.
“Penerbitan sukuk ini diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen pendanaan selain joint financing dengan induk usaha dan bilateral loan, yang akan memberikan sumber pendanaan yang kompetitif serta menjaga kestabilan portofolio bisnis CNAF,” tandas Ristiawan.