Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasindo Targetkan Premi Rp5,79 Triliun pada 2025

Jasindo menargetkan perolehan premi 2025 tumbuh 43% dari tahun lalu, fokus pada segmen korporasi sebagai bisnis utama perseroan.
Karyawati melayani nasabah di kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) di Jakarta, Senin (22/8/2022). / Bisnis-Suselo Jati
Karyawati melayani nasabah di kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) di Jakarta, Senin (22/8/2022). / Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menargetkan pendapatan premi asuransi sebesar Rp5,79 triliun pada 2025.

Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan target tersebut tumbuh 43% (year on year/YoY) dibanding premi yang didapat pada 2024.

"Pada tahun 2025, Perusahaan mencanangkan target pendapatan premi sebesar Rp5,79 triliun, meningkat sebesar 43% dari pencapaian tahun 2024 sebesar Rp4,02 triliun," kata Diwe kepada Bisnis, dikutip pada Selasa (18/2/2025).

Untuk mengejar target itu, Diwe mengatakan Jasindo akan meningkatkan market share melalui pertumbuhan premi dengan fokus pada bisnis-bisnis yang menjadi prioritas dan bisnis unggulan terutama di segmen korporasi yang merupakan core competence Jasindo.

Selain itu, Jasindo juga melakukan optimalisasi jalur distribusi serta penetrasi pada segmen ritel melalui skema business to business to consumer (B2B2C) sebagai bentuk portfolio balancing.  

"Lini bisnis harta benda masih menjadi salah satu fokus perusahaan dengan kontribusi premi terbesar dibandingkan lini bisnis lainnya dengan kontribusi sebesar 32% dari total target premi," jelasnya.

Dari target pendapatan premi dan upaya perbaikan yang dilakukan tersebut, Jasindo optimis dapat mencapai laba bersih sebesar Rp215,30 miliar.

Tidak lepas dari tantangan, Diwe melihat tahun ini Indonesia dihadapkan pada kondisi dinamika dan tantangan ekonomi global antara lain kenaikan suku bunga global yang mempengaruhi arus modal, nilai tukar dan biaya pendanaan (cost of fund) yang dapat mempengaruhi daya beli nasabah terhadap produk asuransi serta memicu perang harga pada industri tanpa memperhatikan price adequacy

Kondisi tersebut menurutnya juga berpotensi menimbulkan hardening pada market reasuransi yang cenderung meningkatkan prudency dalam akseptasi risiko yang dapat berpengaruh pada kapasitas perusahaan dalam menerima risiko. 

Selain itu, menurutnya perkembangan teknologi yang sangat cepat akan memicu hyper-automation dengan memanfaatkan gabungan Robotic Process Automation (RPA), Machine Learning, artificial intelligent dan cloud environment yang dapat menimbulkan tantangan keamanan digital.

"Implementasi PSAK 117 di 1 Januari 2025 juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi industri asuransi karena terdapat perubahan atas pengakuan pendapatan atas kontrak asuransi sehingga akan merubah model bisnis perusahaan asuransi untuk dapat memperoleh kontrak asuransi yang menguntungkan," kata Diwe.

Meski demikian, Diwe menilai penerapan PSAK 117 sekaligus akan memberikan beberapa hal positif bagi industri asuransi di idnonesia. Hal ini disebabkan karena dengan penerapan PSAK 117 sendiri akan menghasilkan laporan yang lebih transparan bagi pemangku kepetingan, serta perusahaan asuransi akan cenderung lebih hati-hati dalam memperoleh sebuah bisnis agar kontrak asuransi yang dierima tidak masuk ke dalam bagian kontrak yang merugi atau onerous contract sehingga perusahaan akan lebih prudent dalam proses akseptasi baik dari penentuan T/C serta penentuan tarif. 

"Dalam menghadapi tantangan tersebut, Jasindo akan terus melakukan perbaikan-perbaikan di antaranya dengan merubah paradigma pemasaran pada segmen korporasi dari price approach menjadi risk approach melalui skema risk management partnership," ujarnya.

Tidak berhenti di situ, Diwe mengatakan Jasindo juga akan mempersiapkan infrastruktur serta SDM dalam rangka memaksimalkan penerimaan premi yang bersumber dari segmen ritel melalui skema B2B2C, sekaligus melakukan optimalisasi kinerja underwriting dan dukungan reasuransi dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

"Di sisi lain, berjalannya pemerintah baru di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo Subianto memberikan banyak peluang bagi perusahaan asuransi. Melalui program-program strategis seperti program makan gratis dan swasembada pangan melalui program cetak sawah, membuka peluang besar bagi perusahaan untuk berperan aktif dalam mendukung agenda pemerintah melalui program penugasan," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper