Bisnis.com, JAKARTA – Risiko kredit perbankan terhadap segmen UMKM, yang tecermin dalam rasio non-performing loan (NPL), mengalami kenaikan saat laju pertumbuhannya tak kunjung membaik pada akhir 2024 dan awal 2025.
Dalam buku Kajian Stabilitas Keuangan No. 44 yang dirilis Bank Indonesia (BI), NPL industri perbankan pada Desember 2024 tercatat turun ke level 2,08% dari sebelumnya 2,19% pada Desember 2023. Realisasi itu masih berada di bawah ambang batas sebesar 5%.
“Penurunan NPL terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali pada sektor Pertanian dan Perdagangan yang mayoritas didominasi oleh UMKM,” tulis BI dalam kajiannya, dikutip Kamis (6/3/2025).
Apabila diperinci, NPL sektor pertanian naik dari 2% pada 2023 menjadi 2,04% pada 2024. Jumlah kredit bermasalah sektor ini mencapai Rp11,07 triliun dibanding nominal kredit yang sebesar Rp543,57 triliun pada akhir tahun lalu.
Sementara itu, NPL sektor perdagangan stagnan pada level 3,24%. Jumlah kredit bermasalah dan nominal kredit sektor ini masing-masing sebesar Rp42,95 triliun dan Rp1.324,21 triliun pada 2024.
Dengan demikian, dibandingkan segmen lain seperti konsumsi, komersial, dan korporasi, kredit segmen UMKM mengalami peningkatan NPL tertinggi dari 3,71% pada 2023 menjadi 3,76% pada 2024.
“Hal ini disebabkan oleh penyesuaian kualitas kredit UMKM setelah berakhirnya relaksasi restrukturisasi Covid-19,” jelas BI.
Sebelumnya, bank sentral Tanah Air juga mencatat bahwa penyaluran kredit UMKM hanya bertumbuh sebesar 2,5% secara tahunan (year on year/YoY) pada Januari 2025.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar BI, jumlah kredit untuk segmen usaha wong cilik itu mencapai Rp1.390,8 triliun pada Januari 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan penyaluran per Desember 2024 yang sebesar Rp1.405 triliun dengan laju pertumbuhan 3% YoY.
Pembiayaan skala usaha mikro tercatat minus 0,1% dengan nilai Rp629,8 triliun pada bulan pertama tahun ini. Persentase ini lebih rendah dari pertumbuhan 0,8% YoY pada bulan sebelumnya.
Tren pelambatan juga terjadi pada skala usaha menengah, dari 1,9% pada Desember 2024 menjadi 1,1% pada Januari 2025. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp305,6 triliun.
Sementara itu, kredit skala usaha kecil menunjukkan perbaikan dari laju pertumbuhan 7% pada Desember 2024 menjadi 7,2% pada Januari 2025. Nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp455,3 triliun.