Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menanggapi dampak banjir yang melanda sejumlah wilayah, khususnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dalam beberapa hari terakhir.
Meski belum ada laporan signifikan terkait klaim asuransi akibat banjir, Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, mengatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan situasi.
“Kalau klaim banjir belum, tapi ini kan baru dua hari ya. Tapi kalau kami lihat dan kami amati di beberapa media elektronik, memang ada beberapa yang kena ya. Tapi taksiran kami agak sulit karena objek yang banyak kena adalah rumah tinggal, kedua memang ada objek mal,” kata Budi dalam konferensi pers di Maipark Ballroom, Gedung Permata Kuningan, Jakarta pada Rabu (5/3/2025).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kawasan industri tampaknya tidak terdampak secara signifikan oleh banjir ini. Budi juga mengungkapkan bahwa masih terlalu dini untuk memprediksi apakah dampak banjir kali ini lebih besar dibandingkan kejadian sebelumnya. Namun, ia memperkirakan dampaknya terhadap klaim industri asuransi umum kemungkinan tidak lebih besar.
“Harusnya tidak lebih besar, seharusnya. Tapi penunjang-penunjangnya kami tidak tahu. Di situ ada telekomunikasi, ada jaringan, ada listrik, tapi saya lihat listrik juga masih nyala. Jadi masih terlalu dini untuk prediksi lebih kecil atau besar dari sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang, menyoroti berbagai aset yang berpotensi terdampak banjir, termasuk kendaraan bermotor dan proyek konstruksi.Meski belum dapat dipastikan seberapa besar klaim yang akan diajukan akibat banjir ini, AAUI memastikan terus memantau perkembangan dan akan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan asuransi terkait.
Baca Juga
AAUI juga berencana untuk meminta laporan dari setiap perusahaan asuransi anggotanya guna mengetahui sejauh mana eksposur mereka terhadap dampak banjir kali ini.
“Secara asosiasi, nanti kita akan mintakan setiap anggota bagaimana mereka terekspos dengan banjir ini,” tutup Trinita.
Secara keseluruhan, AAUI mencatat klaim dibayar industri asuransi umum mencapai sebanyak Rp49,9 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut meningkat 8,5% secara tahunan (year on year/YoY) atau sekitar Rp3,89 triliun.
Asuransi kredit mencatat klaim dibayar paling banyak mencapai Rp18,47 triliun pada 2024. Angka tersebut naik 5,4% YoY dibandingkan Rp16,88 triliun pada 2023. Kemudian disusul, asuransi properti dengan klaim dibayar sebanyak Rp8,44 triliun pada 2024, yang naik 24,7% YoY dibandingkan Rp6,76 triliun pada 2023.
Asuransi kendaraan klaim dibayarnya mencapai sebanyak Rp7,8 triliun pada 2024, yang mana naik 11% YoY dibandingkan Rp7,03 triliun pada 2023. Sementara itu untuk klaim yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah energy on shore yang mencapai 125,4% dengan klaim dibayar sebanyak Rp101 miliar.
Untuk lini bisnis yang klaimnya mengalami penurunan tajam adalah asuransi satelit yang sama sekali tidak ada klaim pada 2024. Sementara pada 2023, klaim asuransi satelit mencapai sebanyak Rp36 miliar.