Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbanas: Simpanan Warga Terus Melambat, jadi Ujian Utama Perbankan Tahun Ini

Perbanas menyampaikan isu utama di perbankan adalah bagaimana memastikan pertumbuhan simpanan atau DPK memadai untuk mendukung pertumbuhan kredit pada 2025.
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) memandang bahwa simpanan alias dana pihak ketiga (DPK) perbankan perlu tumbuh memadai untuk mendukung ekspansi kredit tahun ini.

Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bahwa pelambatan dari pertumbuhan DPK menjadi tantangan perbankan Tanah Air beberapa waktu terakhir. Hal ini tecermin dari loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang terbilang tinggi sebesar 89,05% pada Desember 2024.

“Jadi, ini yang menjadi isu utama di perbankan, bagaimana memastikan bahwa pertumbuhan DPK yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kredit pada 2025,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

Tiko–sapaan akrabnya–melihat bahwa penurunan signifikan terjadi pada kategori DPK perorangan, sedangkan DPK korporasi bertumbuh tinggi.

Menurutnya, hal ini patut menjadi perhatian, mengingat sejumlah bank saat ini cenderung mengalami kendala untuk menumbuhkan dana murah alias current account saving account (CASA). Biaya dana alias cost of fund pun meningkat tajam.

“Namun, dengan peningkatan cost of fund tersebut, perbankan tetap masih berkinerja dengan baik. Kalau kita lihat secara average nasional, kalau kita lihat NIM masih di 4,72% dan ROA-ROE juga masih dalam kondisi yang sehat,” ujar Wakil Menteri BUMN ini.

Selain itu, pihaknya juga meyakini bahwa pertumbuhan kredit pada tahun ini akan dapat bertumbuh pada kisaran 10%–12%. Hal ini juga sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun, BI mencatat penghimpunan DPK bank tumbuh 5,3% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp8.599,4 triliun pada Januari 2025. Simpanan segmen nasabah perorangan semakin terkontraksi di saat DPK korporasi bertumbuh lebih tinggi.

DPK perorangan terkontraksi sebesar 2,6% YoY, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 2,1%. Sementara itu, DPK korporasi tumbuh sebesar 14,2% YoY pada Januari 2025, lebih tinggi dari pertumbuhan per Desember 2024 yang sebesar 10,7% YoY.

Apabila diperinci berdasarkan instrumen simpanan, giro tercatat tumbuh 6,2% YoY pada bulan pertama tahun ini, menjadi Rp2.6710,7 triliun. Laju pertumbuhan itu mengungguli catatan per Desember 2024 yang sebesar 2,2% YoY.

Lebih lanjut, tabungan tercatat tumbuh 6,6% YoY menjadi Rp2.844,3 triliun pada Januari 2025. Laju pertumbuhan itu stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Simpanan berjangka masih tumbuh 3,4% YoY pada Januari 2025, hingga menjadi Rp3.124,5 triliun. Laju pertumbuhan itu turun tipis dibandingkan 3,5% YoY pada Desember 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper