Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) Menatap Aset Tembus Rp500 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menargetkan aset perseroan dapat menembus Rp500 triliun pada akhir tahun ini.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Hery Gunardi memberikan paparan saat acara diskusi buku Mega Merger In The Pandemic Era di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Hery Gunardi memberikan paparan saat acara diskusi buku Mega Merger In The Pandemic Era di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menargetkan aset perseroan dapat menembus Rp500 triliun pada akhir 2025 ini.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan bahwa target tersebut ditetapkan seiring dengan pertumbuhan positif aset perusahaan pada tahun lalu. Tercatat sepanjang 2024 aset perseroan naik 15,55% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp408,61 triliun.

“Tahun ini kita menargetkan [aset] Rp500 triliun. Bertambah dari Desember kemarin Rp409 [triliun], tahun ini bertambah kurang lebih Rp94 triliun,” katanya dalam konferensi pers BSI Santunan 4.444 Anak Yatim di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).

Hery melanjutkan bahwa cadangan yang dimiliki perseroan cukup melimpah untuk mencapai target tersebut.Dia mencontohkan cadangan emas sebesar 17,5 ton yang dimiliki BSI bersamaan dengan kegiatan usaha bulion alias bank emas yang dijalankan perseroan.

Seiring dengan optimisme tersebut, dia pun mencanangkan agar BSI dapat menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di Indonesia dan kelima di antara perbankan syariah global.

Terkait strategi, Hery membeberkan bahwa pihaknya akan berkonsentrasi dalam menumbuhkan segmen yang memberikan profitabilitas optimal kepada BSI.

“Kalau dilihat, portfolio BSI komposisinya 70% itu konsumer dan retail, 30% di wholesale. Segmen wholesale itu adalah corporate dan komersial. Komposisi ini akan kita pertahankan. Mungkin nanti akan bergeser menjadi 65% berbanding 35%,” jelasnya.

Sebagai informasi, BSI membukukan laba bersih Rp7,01 triliun pada 2024. Capaian ini naik 22,83% secara tahunan dari Rp5,7 triliun pada 2023. 

Terkait fungsi intermediasi, BSI menyalurkan total pembiayaan senilai Rp277,86 triliun pada tahun lalu, naik 15,92% secara tahunan.

BSI juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dengan total Rp327,45 triliun pada 2024, naik 11,46% YoY dari Rp293,77 triliun pada 2023. Deposito menjadi penopang utama DPK BSI dengan pertumbuhan 12,72% YoY hingga mencapai Rp130,58 triliun.

Bermodal Bank Emas

Potensi layanan bank emas di BSI memang ditarget tinggi. Dalam kesempatan terpisah, Hery memaparkan bahwa emas yang disimpan BSI terjamin keamanannya karena disimpan di berbagai lokasi dalam brankas tertentu sesuai dengan ketentuan regulator dan standar internasional.

“Kemudian emas ini tidak semuanya ada di BSI, kita juga gunakan kustodiannya Antam, misalnya. Jadi, memang multilayer-nya itu banyak,” katanya dalam konferensi pers peluncuran bank emas di The Gade Tower, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

Dia menjelaskan, mekanisme tersebut telah berlaku dalam bisnis emas yang saat ini telah dijalankan BSI, yakni gadai emas dan cicil emas. Terkait target pertumbuhan simpanan emas dengan adanya izin kegiatan usaha bulion, Hery menyebut bahwa BSI saat ini menyimpan sekitar 17,5 ton emas.

Jumlah itu diharapkan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. “Jadi, harapannya paling tidak 5 tahun ke depan itu bisa meningkat 5-6 kali lipat yang kita ingin capai angkanya,” tuturnya.

Pihaknya optimistis pertumbuhan itu dapat dicapai dengan basis nasabah BSI yang mencapai 21 juta maupun sekitar 1.300 jumlah kantor cabang di berbagai penjuru Tanah Air.

Lebih lagi, BSI juga melayani transaksi emas melalui aplikasi perbankan hingga ATM yang menyediakan stok emas pecahan 5 gram, 10 gram, 15 gram, 20 gram, dan maksimal 25 gram. 

“Jadi dengan demikian kita juga ingin menjamin kemudahan nasabah untuk bisa melakukan transaksi emas di mana pun dia berada di seluruh lokasi di Indonesia,” terang Hery.

Presiden Prabowo Subianto akhirnya secara resmi meluncurkan layanan bank emas di Tanah Air sebagai bagian dari inisiasi perdana untuk mencapai kemandirian ekonomi. Selain BSI, entitas lain yang ditahbiskan sebagai bank emas pertama di Indonesia adalah PT Pegadaian, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) alias BRI.

Prabowo menyebut banyak terobosan yang dilakukan pemerintah menjelang hari ulang tahun (HUT) ke-80 RI, salah satunya adalah meresmikan layanan bank emas. “Menjelang 80 tahun kita merdeka, dengan bangga pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia yang punya cadangan emas ke-6 terbesar di dunia untuk pertama kali akan memiliki bank emas,” ujarnya dalam sambutan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper