Bisnis.com, JAKARTA — Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater merupakan bentuk layanan pembiayaan yang disediakan baik oleh perbankan maupun perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Secara kinerja keduanya menutup 2024 dengan kenaikan pembiayaan. Hingga akhir Desember 2024, pertumbuhan pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan (multifiancne) tumbuh 37,6% Year-on-Year/YoY menjadi Rp6,82 triliun. Sementara itu, pembiayaan BNPL oleh perbankan juga melesat 43,76% yoy menjadi Rp22,12 triliun.
Menilik data terbaru, pembiayaan BNPL multifinance per Januari 2025 tumbuh 41,9% YoY menjadi Rp7,12 triliun, sedangkan baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 46,45% yoy menjadi Rp22,57 triliun.
Direktur Financial PT Akulaku Finance Indonesia (AFI) Aan Setiawandi mengatakan dalam persaingan pasar BNPL ini, captive market menjadi variabel paling besar yang berpengaruh pada performa pembiayaan.
Dia mencontohkan salah satu kompetitor Akulaku da;am bisnis BNPL, Shopee Paylater yang memiliki ekosistem e-commerce mereka.
"Misal yang paling besar sekarang Shopee Paylater, itu dia dengan sendirinya akan menjadi market. Penetrasi Shopee terhadap transaksi e-commerce di Indonesia juga lebih dominan dibanding e-commerce lain. Itu hampir 145 juta transaksi per bulan dari Shopee. Itu secara otomatis Shopee Paylater bagian dari ekosistem pasti dapat pasarnya sendiri," ujarnya, Senin (17/3/2025).
Baca Juga
Skema yang sama juga dia contohkan BNPL bank, seperti milik bank BCA dengan ekosistem e-commerce mereka di Blibli.
"Ini termasuk bank juga. BCA ekosistemnya dengan Blibli. Jadi e-commerce sudah ada juga," katanya.
Adapun Akulaku Finance dalam ekosistem bisnisnya juga memiliki platform e-commerce. Selain itu, Akulaku juga bekerja sama dengan TikTok, Tokopedia hingga Lazada.
Tidak cuma e-commerce, Akulaku juga menyediakan layanan paylater offline dengan beberapa merchant partner seperti Alfamart, Erafone, iBox, hingga Electronic City.
"Saat ini yang jadi mayoritas bisnis kami ditopang kebutuhan dasar sehingga tiket size kami kecil, jumlah customer banyak, dari transaksinya tinggi sehingga risikonya tersebar. Dengan seperti itu, rasanya ke depan kami masih akan bisa bersaing di segmen tersebut," ucapnya.