Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) menyatakan kesiapan menghadapi potensi dampak dari dinamika global, termasuk kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai dapat memengaruhi ekonomi Indonesia dan pasar modal nasional.
Dalam kondisi tersebut, perusahaan menegaskan pentingnya proteksi jangka panjang dalam industri asuransi jiwa. Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia, Ong Le Keat, menjelaskan bahwa perusahaan terus memantau perkembangan global dan melakukan penyesuaian strategi agar tetap mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah.
“Perkembangan dinamika global seperti kebijakan tarif Presiden Trump yang menjadi perhatian kami, karena berpotensi memengaruhi dinamika ekonomi Indonesia dan pasar modal Indonesia,” kata Ong kepada Bisnis pada Selasa (22/4/2025).
Menurut Ong, Allianz Life Indonesia memandang pentingnya melihat industri asuransi jiwa dari sudut pandang jangka panjang. Meski saat ini pasar tengah bergejolak, kebutuhan akan proteksi seperti perlindungan terhadap penyakit kritis, biaya rumah sakit, maupun kematian pencari nafkah tetap tinggi.
“Sebagai pelaku industri finansial yang telah melalui berbagai siklus ekonomi, Allianz Life Indonesia memandang bahwa bisnis asuransi jiwa masih dibutuhkan untuk proteksi selama tahapan kehidupan nasabah seperti contohnya atas risiko penyakit kritis, biaya rumah sakit, dan juga kejadian kematian pencari nafkah sehingga perlu dilihat dengan sudut pandang through the cycle atau jangka panjang,” tuturnya.
Dalam pengamatan jangka pendek, Ong mengakui bahwa gejolak pasar berdampak pada nilai pasar aset investasi, terutama pada produk berbasis investasi seperti unit-linked. Fluktuasi nilai tukar dan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menurunkan kinerja dana investasi nasabah. Namun, Allianz justru melihat ini sebagai peluang strategis.
Baca Juga
Namun demikian, lanjut Ong, dengan pengamatan sudut pandang jangka panjang, situasi saat ini juga dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan bagi nasabah untuk melakukan top-up dana investasinya agar saat pasar rebound akan dapat bermanfaat dalam jangka panjang.
Sebagai bentuk mitigasi risiko, Allianz Life Indonesia menerapkan pendekatan diversifikasi aset dan penyesuaian alokasi aset secara dinamis sesuai liabilitas (liability driven asset allocation). Strategi ini diperkuat dengan komunikasi aktif kepada nasabah, pemantauan eksposur, hingga stress testing berkala.
“Kami menerapkan pendekatan fundamental, strategi yang dinamis dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko. Dari segi strategi penempatan portofolio di saham, kami secara taktis mengurangi bobot dan secara selektif lebih defensif,” kata Ong.
Menurutnya, peningkatan tarif oleh pemerintahan Trump telah memicu aksi jual di pasar global, memperkuat kekhawatiran resesi di AS dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal ini turut memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
“Dikarenakan hal tersebut, laba perusahaan juga akan direvisi lebih rendah dari perkiraan awal,” ungkap Ong.
Namun, di tengah transisi kebijakan pemerintahan baru di dalam negeri, Allianz Life Indonesia tetap optimistis terhadap prospek investasi tahun ini. Perusahaan berkomitmen menjaga disiplin dalam manajemen risiko dan fokus pada instrumen yang memberikan potensi imbal hasil stabil.
“Meski produk asuransi seperti unit link juga mengaitkan dengan hasil investasi, namun kebutuhan masyarakat dalam membeli asuransi adalah tetap pada manfaat proteksi, sehingga kami akan terus menyediakan berbagai proteksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang beragam dan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan manfaat investasi jangka panjang,” pungkas Ong.