Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Investasi Asuransi Jiwa Turun Tajam, Pengamat Dorong Susun Ulang Strategi

Hasil investasi industri asuransi jiwa per kuartal I/2025 terkoreksi cukup dalam.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil investasi industri asuransi jiwa per kuartal I/2025 terkoreksi dalam meski dominasi penempatan dalam Surat Berharga Negara (SBN).

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), hasil investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 sebesar Rp340 miliar. Sebagai perbandingan pada kuartal I/2024 hasil investasi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp12,32 triliun.

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim menilai industri asuransi jiwa perlu melakukan perombakan portofolio investasi mereka

"Harus ada perombakan portfolio investasi, terutama pada investasi yang sangat sensitif pada sentimen pasar dan berisiko tinggi seperti saham. Berapa idealnya, tidak bisa ditentukan, tergantung pada risk appetite perusahaan dan hasil analisis stress testing investasi," kata Abitani kepada Bisnis, Selasa (10/6/2025).

Adapun portofolio investasi asuransi jiwa per kuartal I/2025 mayoritas pada SBN dengan nilai Rp214,23 triliun, atau tumbuh 12,9% YoY.  Porsi terbesar kedua adalah pada saham dengan nilai Rp119,79 triliun, atau turun 19% YoY. Secara keseluruhan, total investasi industri asuransi jiwa turun 0,4% YoY menjadi Rp541 triliun.

"Hasil investasi asuransi jiwa yang terkoreksi cukup dalam di kuartal I 2025 kemungkinan besar dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi dan pasar keuangan. Sayangnya kita belum mengetahui berapa besar kontribusi investasi saham dalam penurunan hasil investasi ini," jelasnya.

Abitani menjelaskan bahwa koreksi hasil investasi industri asuransi jiwa akan sangat berdampak pada perusahaan asuransi jiwa yang portofolionya didominasi oleh produk asuransi jiwa tradisional karena perusahaan harus menanggung risiko investasi.

Sedangkan, pada produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit linked, kondisi ini akan berdampak langsung pada pemegang polis yang nilai unit investasinya akan terdampak.

Dia menilai saat ini industri asuransi jiwa sedang menghadapi tantangan investasi yang cukup kompleks, terutama akibat dinamika makroekonomi, geopolitik serta regulasi yang dapat menyebabkan tingginya risiko volatilitas pasar modal. 

"Akan tetapi, masih terdapat peluang yang signifikan di sektor-sektor defensif, seperti SBN berimbal hasil tetap dan inovasi produk asuransi jiwa," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper