Bisnis.com, JAKARTA – Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) BCA merespons pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) imbas perang Amerika Serikat (AS)-Iran dengan mencermati beberapa sektor emiten yang justru terdorong oleh sentimen perang global.
Direktur Utama Dapen BCA Budi Sutrisno mengatakan pihaknya tetap membuka peluang untuk memanfaatkan momentum positif di pasar, khususnya pada sektor-sektor yang berpotensi tumbuh meski di tengah ketegangan global.
"Emiten migas yang terdorong oleh kenaikan harga minyak menjadi salah satu sektor yang menarik untuk dicermati," kata Budi kepada Bisnis, Senin (23/6/2025).
Menilik kinerja IHSG, dalam sepekan yang lalu atau periode 16-20 Juni 2025, IHSG mengalami kontraksi 3,61% yang diikuti dengan aksi jual bersih investor asing senilai Rp4,51 triliun.
Meski demikian, harga saham deretan emiten minyak dan gas (migas) seperti PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melonjak seiring dengan kenaikan harga minyak dunia yang terdorong oleh perang Israel-Iran.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 11.00 WIB pada perdagangan sesi pertama Senin (16/6/2025), harga saham ENRG melonjak 20,44% ke level Rp330 per saham, sedangkan harga saham MEDC melonjak 6,07% ke level Rp1.485 per saham.
Baca Juga
Tak cuma dua emiten itu saja, harga saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) juga naik 3,92% ke Rp107 per saham. Sementara harga saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) naik 1,52% ke Rp1.335 per saham, PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 1,96% ke Rp520 per saham, dan PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) naik 0,79% ke Rp640 per saham.
Budi melanjutkan, selain emiten migas sektor consumer goods dan infrastruktur kebutuhan dasar juga menjadi perhatian Dapen BCA karena dinilai memiliki ketahanan yang baik di tengah volatilitas pasar.
"Meski demikian, keputusan investasi tetap dilakukan secara selektif dan hati-hati, dengan mengutamakan analisis fundamental dan pengelolaan risiko yang optimal," tegasnya.
Berdasarkan statistik OJK, penempatan investasi saham oleh DPPK PPIP dalam kuartal I/2025 mengalami koreksi 14,12% YoY menjadi 5,61 triliun. Angka tersebut hanya berkontribusi sekitar 12% dari total keseluruhan portofolio DPPK PPIP.
Bagi Dapen BCA sendiri, Budi menjelaskan perseroan saat ini mengelola portofolio saham dengan porsi yang sudah relatif kecil. Di tengah ketidakpastian pasar akibat memanasnya konflik geopolitik AS-Iran, Budi mengatakan pihaknya memilih untuk tetap berhati-hati dan tidak agresif dalam menambah porsi saham.
Selain itu, fokus Dapen BCA saat ini adalah menjaga stabilitas portofolio dengan pemilihan saham yang selektif dan berkualitas. "Ke depan, porsi saham diperkirakan tidak akan banyak berubah dan cenderung dipertahankan pada level konservatif sambil terus memantau peluang dan risiko yang ada di pasar," pungkasnya.