Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan finansial asal Jepang semakin gencar menanamkan modalnya di Indonesia, dengan membidik perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan, terutama perbankan.
Contohnya The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. yang ingin mengakuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Selain itu, ada pula PT Bank Resona Perdania, anak usaha Resona Holdings, yang ingin terus menambah modal hingga masuk dalam kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III dengan modal minimal Rp5 triliun.
Marsuki, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin mengatakan, meningkatnya animo perusahaan keuangan asal Jepang ke Indonesia cukup logis. Pasalnya, potensi pasar perbankan di Indonesia masih sangat besar.
Dalam perspektif makroekonomi, rasio kredit bank terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia atau Singapura.
"Baru dalam nilai 34%. Sedangkan Malaysia atau Singapura sudah di atas 100%. Artinya bahwa Indonesia masih sangat besar potensinya," katanya kepada Bisnis, Minggu (4/2/2018).
Menurutnya, dengan peluang sebesar 64% di pasar kredit perbankan nasional, artinya peran bank masih sangat terbatas.
Apalagi prospek margin keuntungan di Indonesia sangat besar. Rata-rata net interest margin (NIM) bank di Indonesia sekitar 7%-8%.
"Sedangkan di Jepang hanya di bawah 1% bahkan kadang kala 0%. Sehingga mereka akan cari pasar kredit yang besar dengan keutungan besar pula," imbuhnya.
Sebagai informasi, pemodal asal Jepang di atas bukanlah perusahaan biasa. MUFG bersama dengan Sumitomo dan Resona masuk dalam jajaran lima besar bank terbesar di Jepang.