BISNIS.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo berharap PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) bisa lebih agresif dan mengisyaratkan untuk merestui penambahan modal.
"Kinerjanya saat ini sudah bagus, tapi kami masih tidak puas. Harapannya bisa lebih baik lagi untuk menyamai Bank Jatim atau Bank Jabar," katanya di kantor Gubernur Sulsel, Makaassar, Selasa (25/6/2013).
Hari ini, Bank Sulselbar menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di Hotel Aston, Makassar. Selain soal kinerja, RUPS juga membahas struktur direksi.
Syahrul, dalam posisinya mewakili Pemprov Sulsel yang memegang 40,85% saham Bank Sulselbar, belum mau membeberkan apakah ada perubahan direksi atau tidak.
"Masih menunggu hasil RUPS-LB, kalau memang sudah bagus kenapa harus diganti," katanya di sela-sela acara penandatanganan MoU antara Pemrov Sulsel dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)..
Terkait dengan permintaan Bank Sulselbar agar pemegang saham menyuntikkan modal, Syahrul juga belum mau menjawab. Namun, dia mengisyaratkan sejalan dengan keinginan tersebut.
Soal penambahan modal ini pernah disampaikan Direktur Utama Bank Sulselbar Ellong Tjandra yang berharap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menambah penyertaan modal sebagai upaya peningkatan penyaluran kredit produktif hingga mencapai 60%.
Kebutuhan suntikan modal itu sejalan dengan keinginan perseroan untuk meningkatkan penyaluran kredit produktif yang membutuhkan alokasi modal tinggi, mengingat risiko yang kompleks dari kredit konsumtif.
Berdasarkan data Desember 2012, komposisi saham di Bank Sulselbar, yakni Sulsel 40,85% dan kabupaten/kota se-Sulsel 53,14%. Adapun penyertaan modal Sulawesi Barat sebesar 0,38% dan kabupaten/kota se-Sulbar sebesar 5,63%.
Sebagai informasi, pada triwulan pertama 2013 laba Bank Sulselbar naik 28,61% dibandingkan periode yang sama 2012.
Peningkatan laba itu sejalan dengan naiknya pendapatan bunga sebesar Rp18,92 miliar menjadi Rp268,5 miliar selama 3 bulan pertama 2013 dibandingkan periode yang sama 2012.
Efisiensi bank daerah ini terlihat dari penurunan beban bunga dari Rp89,40 miliar pada triwulan I/2012 menjadi Rp66,18 miliar pada rentang tiga bulan tahun ini.
Bank Sulselbar menaikkan Net Interest Margin (NIM) dan menekan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
NIM Bank Sulselbar berada pada 10,38% per Maret 2013, meningkat daripada posisi Maret 2012 sebesar 8,72%. Sedangkan posisi BOPO berada pada 60,86%, lebih baik daripada Maret tahun lalu yang berada pada 67,03%.
BPD ini mencatat kenaikan aset signifikan sebesar Rp2,29 triliun selama tiga bulan. Posisi aset per Maret 2013 tercatat Rp9,86 triliun, tumbuh 30,41% dari posisi Desember 2012.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat, terlihat dari angka return on asset (ROA) per Maret 2013 sebesar 4,82% dibandingkan Maret 2012 sebesar 3,87%.
Adapun return on equity (ROE) Bank Sulselbar naik menjadi 26,35% per Maret 2013 dibandingkan posisi Maret tahun lalu sebesar 24,75%. (mtb)