Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa tahun terakhir banyak di Indonesia bermunculan layanan bank syariah di industri perbankan. Namun, konsultan bank syariah untuk menjembatani antara nasabah dan bank dinilai sangat kurang.
"Kami masih banyak kekurangan konsultan bank syariah, yang benar-benar paham dengan apa itu bank syariah, termasuk mengerti dengan hukum dan cara menjalaninya," kata Rektor Institut Perbanas Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, seusai mewisuda ratusan mahasiswanya di Jakarta, Minggu (11/5/14).
Menurut Marsudi, konsultan khusus bidang perbankan syariah sangat diperlukan, agar nasabah atau pihak bank sendiri jadi paham, dan tenang dalam melakukan transaksi.
Untuk mengisi kebutuhan tersebut, katanya, Institut Perbanas sedang menyiapkan program khusus perbankan syariah. "Insya Allah pada Agustus tahun ini sudah siap, dan ada mahasiswanya," ujar Marsudi.
Dia menuturkan di kampusnya itu nanti akan berdiri Pusat Perbankan dan Keuangan Syariah. Sedangkan bahan ajar untuk perbankan biasan dengan perbankan syariah berbeda. Oleh karena itu perlu dibentuk program tersendiri.
Dalam program perbankan dan keuangan syariah nanti, lanjutnya, jurusan spesialnya juga ada beberapa pilihan. Diantaranya akuntansi syariah, perpajakan syariah, perbankan syariah, dan lainnya.
Dia mengatakan nanti para sarjana perbankan dan keuangan syariah ini bisa menjadi pakar di bidang pengelolaan zakat secara syariah. Dana zakat yang tekumpul bisa dikelola dengan baik secara syariah.
"Mereka juga bisa menjadi mediator antara nasabah dan bank. Juga memberi pelatihan pada nasabah bagaimana mengelola pinjaman dari bank secara syariah," ungkapnya.