Bisnis.com, JAKARTA – Perlindungan dan fasilitas kesehatan kerja untuk karyawan, terutama di Jakarta, dinilai masih kurang maksimal.
Kepala Kantor Wilayah BPJS Tenaga Kerja DKI Jakarta Hardi Yuliwan mengatakan kondisi jaminan kesejahteraan yang mencakup jaminan kesehatan tersebut jauh dari harapan. Selain itu, di wilayah Ibu Kota rentan mengalami kecelakaan kerja.
“Hingga saat ini, setiap hari ada 30 kasus kecelakaan kerja. Padahal pegawai yang mengikuti Jamsostek baru 60% saja dari 3,6 juta pekerja di DKI,” ujarnya di kantor Bisnis Indonesia, Rabu (27/8/2014).
Pemerintah mencatat hingga Agustus ini, peserta Jamsostek baru 30% dari total seluruh pekerja formal di Indonesia berjumlah 40 juta pekerja. Angka itu belum termasuk pekerja informal yang berjumlah sekitar 1 juta orang.
Program jaminan kesejahteraan dan kesehatan di Indonesia diakui masih tertinggal jauh dari negara tetangg seperti Singapura dan Malaysia yang memangkas hampir 40% dari pendapatan untuk jaminan kesejahteraan penduduknya.
Indonesia juga kalah dibandingkan dengan Etiopia yang telah mewajibkan penduduknya menyisihkan 10% pendapatan untuk jaminan kesejahteraan penduduknya. Indonesia sendiri hanya menyisihkan 5%-7% dari total pendapatan setiap bulan.