Bisnis.com, JAKARTA—PT Bentara Sinergies Finance (BESS Finance) menargetkan mampu meraup laba bersih di atas Rp70 miliar, atau naik sekitar 40% pada tahun ini.
Optimisme tersebut didukung oleh kinerja tahun lalu yang mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 47,4% menjadi Rp51,6 miliar pada tahun lalu (year-on-year).
"Saya kira, prospek kendaraan bermotor tahun ini akan lebih baik dari pada tahun lalu. Kami akan garap daerah-daerah yang belum tersentuh multifinance di pelosok Pulau Jawa," ungkap Direktur Utama BESS Finance Anta Winata di Jakarta, seperti dikutip Bisnis.com., Senin (26/1/2015).
Di samping itu, jumlah pembiayaan yang dikucurkan juga akan meningkat menjadi Rp1,6 triliun. Pada tahun lalu, realisasi pembiayaan naik 28% menjadi Rp1,059 triliun dibandingkan dengan 2013.
Untuk mewujudkan target itu, BESS Finance berniat untuk meningkatkan kontribusi pembiayaan mobil bekas hingga 25%, sedangkan pembiayaan sepeda motor dijaga di level 75%.
Namun, dirinya menegaskan inti bisnis BESS Finance masih berkutat di sepeda motor karena peluangnya lebih bagus dibandingkan dengan mobil.
Khusus untuk daerah pelosok di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, Anta mengatakan sepeda motor masih menjadi primadona utama di tengah keterbatasan infrastruktur dan ketersediaan moda transportasi.
Selain itu, dirinya akan menggenjot kinerja tiap kantor cabang di daerah dan berencana untuk menambah kantor baru hingga 200 unit pada 2015.
Pada tahun ini, perusahaan pembiayaan yang bergerak di kendaraan bermotor bekas ini juga berencana menyasar lini bisnis baru yaitu pembiayaan unit mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut Anta, perluasan lini bisnis tersebut tidak akan dilakukan secara terburu-buru, sehingga operasionalnya baru dilakukan pada semester kedua tahun ini.
Untuk sementara, BESS Finance masih menyiapkan standar produk yang akan dijual ke UMKM sekaligus membentuk divisi khusus untuk mengurusi bisnis baru itu.
"Ini sektor yang benar-benar baru sehingga persiapannya harus matang. Prospek pembiayaan UMKM cukup besar, apalagi banyak dari mereka yang belum tersentuh perbankan," imbuhnya.
Ketika dimintai tanggapannya mengenai risiko pembiayaan UMKM terhadap potensi kenaikan kredit macet, Anta menyebutkan pengelolaan yang cermat, dan integritas yang kuat merupakan modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Hingga tahun lalu, porsi nonperforming loan (NPL) masih di kisaran 2%, dan dirinya berkeyakinan angka itu bisa dijaga pada tahun ini.
Selain merambah ke pembiayaan UMKM, BESS Finance telah terlebih dahulu masuk ke sektor pembiayaan multiguna dengan membiayai perjalanan umroh.
"Tahun lalu masih sekedar tes pasar, dan ternyata sambutannya bagus. Kami sudah mengantongi ijin dari Dewan Pengawas Syariah [DPS]," tekan Anta.