Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Multifinance Tembus Rp302,21 triliun

Pendanaan perusahaan pembiayaan sampai Oktober 2014 mencapai Rp302,21 triliun yang bersumber dari pinjaman dalam negeri, pinjaman luar negeri dan penerbitan obligasi.

Bisnis.com, MALANG—Pendanaan perusahaan pembiayaan sampai Oktober 2014 mencapai Rp302,21 triliun yang bersumber dari pinjaman dalam negeri, pinjaman luar negeri dan penerbitan obligasi.

Kepala Pengawasan Pembiayaan IV Direktorat Lembaga Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan Rugun Hutapea mengatakan dari pinjaman luar negeri sebesar Rp137,001 triliun (45,33%), pinjaman dalam negeri Rp114,46 triluiun (37,88%), dan penerbitan obligasi Rp50,748 triliun.

“Kenaikannya mencapai Rp10,5 triliun atau 5,78% secara year on year (y-o-y),” kata Rugun Hutapea di sela-sela Edukasi Wartawan oleh OJK di Malang, Selasa (27/1/2015).

Dari sisi pertumbuhan piutang pembiayaan, dalam empat tahun terakhir, piutang pembuyaaan yang masih mengalami tren terus tumbuh. Per Oktober 2014, piutang pembiayaan tumbuh 7,83% secara y-o-y.

Komposisi piutang pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp242,82 triliun atau 66% dari total piutang, diikuti pembiayaan sewa guna usaha Rp112,73 triliun atau 32% dari pangsa pasar pembiayaan.

Yang menggembirakan, lanjut dia, angka non performing loan (NPL)-nya relatif rendah. NPL mencapai 10%, merupakan batas maksimal perusahaan pembiayaan.

“Namun sebelum mencapai angka itu, OJK memanggil perusahaan pembiayaan dan menanyakan sebab-sebab naiknya NPL serta upaya mengatasinya,” ujarnya.

Pertumbuhan tinghkat profitabilitas dalam empat tahun terakhir, lanjut dia, laba bersih yang dibukukan industri perusahaan pembiayaan juga mengalami kenaikan.

Pada 2013, industri ini membukukan labah bersih Rp14,m47% dengan nilai return of asset (ROA) sebesar 3,6% dan return of equity (ROE) sebesar 17,5%.

Dalam periode 10 bulan sampai Oktober 2014, perusahaan pembiayaan membukukan laba bersih Rp10,616 triliun.

Dengan laba disatutahunkan, ROA industri diproyeksiakn turun menjadi sebesar 2,5% dan ROI industi menjadi 12,2%.

Dari sisi pertumbuhan aset, dalam periode empat tahun terakhir, aset industri pembiayaan mengalami tren pertumbuhan rata-rata sebesar 23,9%, namun pada 2013, rata-rata aset industri tumbuh 14,8%.

Pada akhir Oktober 2014, pertumbuhan aset industry y-o-y sebesar 7,83% dari posisi Oktober tahun lalu sebesar Rp3867,241 triliun menjadi Rp416,498 triliun pada akhir September 2014.

Dari gambaran itu, lanjut Rugun, maka kinerja perusahaan pembiayaan tergolong bagus. Trennya terus tumbuh positif dari tahun ke tahun.

Namun OJK terus membenahi kinerja perusahaan pembiayaan. Contohnya masalah kehati-hatian tetap ditekankan dengan adanya persyaratan uang muka 20% untuk kendaraan bermotor roda dua dan tiga, 20% bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan untukl pembayaan inestasi serta 25% bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan untuk pembiayaan multiguna.

“Penggunaan debt collector juga diatur yang intinya tidak boleh digunakan cara-cara kekerasan” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper