Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan pertumbuhan jasa remitansi sepanjang tahun ini sebesar 35%, lebih rendah dibandingkan kinerja tahun lalu yang mencapai 47%.
Corporate Secretary BRI Budi Satria mengatakan pada 2014, remitansi perseroan, baik dari tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun non TKI bertumbuh sebesar 47%.
"Remitansi TKI BRI pada tahun lalu tumbuh sebesar 47%, relatif tinggi bila melihat pertumbuhan remitansi nasional menurut data Bank Indonesia pada kuartal III/2014 yang hanya sebesar 11,43%," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (9/3/2015).
BRI memiliki kantor kerja sama di beberapa negara, seperti Malaysia, Taiwan, Brunei, Hong Kong, Uni Emirat, dan Timur Tengah.
Rerata bisnis remitansi negara tersebut yakni Malaysia bertumbuh 46%, Taiwan bertumbuh 26%, Brunei bertumbuh 37%, Hong Kong tumbuh 65%, dan Uni Emirat dan Timur Tengah tumbuh 63%.
Budi optimistis jasa remitansi pada kantor kerjasama sepanjang 2015 ini akan bertumbuh sebesar 35%. "Rencana Presiden RI Joko Widodo untuk moratorium TKI-PRT [pembantu rumah tangga] berdampak pada bisnis remitansi BRI karena menyumbang 64% fee based income remitansi BRI," ucapnya.
Oleh karena itu, BRI telah meningkatkan kerjasama pada negara dengan basis TKI non PRT seperti Korea dan Jepang. "Tahun lalu, Korea tumbuh 45% dan Jepang tumbuh 49%," kata Budi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, remitansi TKI pada kuartal IV/2014 mencapai US$2,1 miliar, bertumbuh 15,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$1,85 miliar. []