Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ekonomi Melambat, Risiko Kredit Meningkat

Kalangan ekonom menilai perlambatan ekonomi yang terjadi hingga kuartal I 2015 akan meningkatkan risiko kredit di sektor perbankan.nn
Rivki Maulana
Rivki Maulana - Bisnis.com 05 Mei 2015  |  22:03 WIB
Ekonomi Melambat, Risiko Kredit Meningkat
Penyaluran KUR di berbagai bank. - Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom menilai perlambatan ekonomi yang terjadi hingga kuartal I 2015 akan meningkatkan risiko kredit di sektor perbankan.

Josua Pardede, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, menjelaskan perlambatan ekonomi menyebabkan sektor riil lesu. Ini akan berakibat pada penurunan kinerja pembayaran angsuran kredit kepada bank.

Menurut Josua, penurunan kualitas kredit diperkirakan akan lebih banyak berasal dari segmen usaha menengah, komersial, dan korporasi.

"Mereka paling rentan dan paling sensitif [saat ekonomi melambat," jelansya kepada Bisnis.com, Senin (5/5/2015).

Sementara itu, segmen usaha mikro dan kecil menurut Josua lebih tahan banting terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, hingga kuartal I 2015, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,7%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2014 sebesar 5,1%.

Josua mengatakan, perbankan harus lebih jeli mencermati sektor-sektor yang masih prospektif dan tahan terhadap tekanan ekonomi agar rasio kredit bermasalah tidak melonjak.

Dia menyebut beberapa sektor yang masih tahan terhadap gejolak antara sektor konstruksi, telekomunikasi, dan transportasi.

Adapun, sektor berbasis komoditas seperti batubara dan kelapa sawit masih menunjukkan tren pelemahan. sektor pertambangan dan penggalian juga masih menunjukkan tren pemburukan dengan mencatat NPL sebesar 2,59%, naik 93 bps secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kredit ekonomi risiko
Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top