Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2015, 2 Bank Pelat Merah Gelar Sekuritisasi

Sebanyak 2 bank pelat merah bakal melakukan sekuritisasi pada triwulan III/2015 untuk meningkatkan bisnis di sektor kredit pemilikan rumah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Sebanyak 2 bank pelat merah bakal melakukan sekuritisasi pada triwulan III/2015 untuk meningkatkan bisnis di sektor kredit pemilikan rumah.

Setelah sekian lama berencana, akhirnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengklaim bakal menggelar sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah dalam bentuk kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) pada kuartal III/2015.

Direktur Treasury & Market Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan pihaknya akan menerbitkan KIK EBA  dengan tenor mencapai 8 tahun.

“Akan ada 2 perusahaan sekuritas yang menjadi arranger-nya, termasuk Mandiri Sekuritas. Nilainya [KIK EBA] di bawah Rp1 triliun,” ujar Pahala di Jakarta, belum lama ini.

Pahala menuturkan pemilihan skema sekuritisasi berupa KIK EBA disebabkan opsi tersebut yang selama ini disiapkan.

Adapun, untuk sekuritisasi dengan skema EBA Surat Partisipasi (SP), lanjut Pahala, masih akan dikaji kembali.

Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015,  Pahala menyebutkan emiten berkode saham BMRI tersebut bakal mencari dana senilai US$3 miliar melalui penerbitan surat berharga dan pinjaman luar negeri.

Dana tersebut, kata Pahala, akan dipakai perseroan untuk mendukung pertumbuhan bisnis BMRI.

Pahala juga mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji penerbitan subdebt untuk mengganti obligasi subordinasi yang jatuh tempo tahun depan.

Bond mungkin tahun depan untuk replace. Mungkin nilainya sama, tapi kalau ada kesempatan ya kami naikkan. Bisa di atas Rp3,5 triliun,” kata Pahala.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono mengatakan untuk mendanai proyek satu juta rumah, salah satu opsi pendanaan yang tengah dikaji yakni pinjaman dari 3 lembaga internasional mencapai senilai US$1 miliar.

Opsi lain, emiten berkode saham BBTN ini juga disebutkan tengah menggali potensi dana dari instansi pemerintah untuk meningkatkan dana pihak ketiga (DPK).

“Kami juga akan menggelar sekuritisasi pada semester dua,” tutur Maryono.

Aksi korporasi tersebut, kata Maryono, bakal dilakukan dengan menggaet PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Maryono menjelaskan underlying sekuritisasi tersebut berupa aset KPR sebanyak 500.000 unit.

“Nilai underlying-nya tinggal dihitung jika rata-rata unit itu Rp120 juta,” kata dia.

Sepanjang tahun ini, emiten berkode saham BBTN tersebut memasang target pertumbuhan kredit sebesar 16-17% atau menyesuaikan dari bidikan sebelumnya di posisi 17%-19%.

Dengan bidikan itu, lanjut Maryono, pihaknya optimistis mampu meraup laba bersih sebesar Rp1,8 triliun pada akhir 2015.

Direktur Treasury & Asset Management BTN Iman Nugroho Soeko merinci sekuritisasi tersebut akan berupa penerbitan KIK EBA dan EBA-SP senilai masing-masing Rp1,5 triliun.

Iman berharap dua instrumen surat utang tersebut dapat diterbitkan pada Agustus atau September 2015.

Menurutnya, perseroan telah menyampaikan rencana penerbitan KIK EBA dan EBA-SP kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Iman juga menuturkan rating untuk KIK EBA dan EBA-SP BTN yakni AAA atau lebih baik dibanding rating obligasi perseroan yakni AA.

Dengan posisi tersebut, dia berharap tingkat kupon dua surat utang yang akan diterbitkan bisa lebih rendah dibanding kupon Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap I Tahun 2015 yang mencapai 9,625%-10,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper