Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan asuransi terus berupaya menaikkan rasio kecukupan modal atau risk based capital dengan melepas aset investasi pada kuartal III/2015.
Slamet R. Adijuwono, Direktur Keuangan PT Pan Pacific Insurance, mengatakan pihaknya melepas aset yang tidak likuid dan memindahkan portofolio deposito dari perbankan skala kecil ke skala yang lebih tinggi untuk mengurangi koreksi.
“Masih terus dilakukan untuk beresin piutang, meelpaskan aset-aset yang tidak perlu dan memindahkan ke portofolio lain supaya lebih bagus,” katanya Jumat (14/8/2015).
Saat ini, dia memperkirakan porsi penempatan investasi perusahaan pada deposito mencapai 80%. Sisanya sebesar 20% ditempatkan di obligasi, reksa dana, properti, dan lain-lain.
Adapun, Slamet mengatakan rasio RBC berada di kisaran 140% sampai Juli 2015. Slamet mengatakan pihaknya terus berupaya posisi RBC lebih baik dan terus menjauhi batas minimal yang ditetapkan OJK 120%.
Slamet mengatakan perseroan memang gencar dalam mencapai pertumbuhan sehingga membuat RBC terkikis. Selain itu, metode perubahan pencadangan dalam International Financing Reporting Standards (IFRS) membuat liabilitas terus tercatat tinggi.
“Mungkin mau jaga di 150%, tapi target RBC sampai akhir tahun pun susah diprediksi karena bergantung dengan suku bunga, jualan premi dan keadaan ekonomi lain,” ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya juga tengah membicarakan kemungkinan injeksi modal dari pemegang saham untuk memperkokoh RBC.
“Masih diskusi untuk jadi salah satu opsi, mungkin yang dibutuhkan sekitar Rp20-40 miliar ya,” katanya.
Sandy Wijaya, Direktur Utama PT Asuransi Rama Satria Wibawa, mengatakan pihaknya juga melakukan recovery aset guna meningkatkan RBC.
Selain itu, dia mengatakan injeksi modal yang disuntik pemegang saham pada kuartal I/2015 terus membuat posisi RBC membaik. Sampai Juli 2015, dia mengatakan posisi RBC154% dibandingkan dengan posisi Desember 2014 122%.
“Terus berjalan baik ya, kami terus memperbaiki internal kami setelah pada Juni tahun lalu RBC kami sempat minus di posisi 78%,” katanya.
Sampai akhir tahun, dia memperkirakan posisi RBC akan tetap terjaga diatas batas yang ditentukan OJK.
Adapun, dia mengatakan pihaknya masih membutuhkan tambahan modal untuk perkembangan bisnis perseroan ke depan. Sampai saat ini, Sandy mengatakan jumlah modal perusahaan mencapai Rp100 miliar dan pinjaman berbentuk subordinated loan senilai Rp50 miliar.