Bisnis.com, BEKASI -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menyatakan akan lebih gencar menyalurkan kredit konstruksi pada 2016.
Suryanti Agustinar, SVP Non Subsidized Mortgage & Consumer Lending Division, mengatakan peningkatan eksposur ke kredit konstruksi dilakukan karena Bank Indonesia membatasi kredit inden sejak 2013.
"Developer sekarang banyak pindah ke kredit konstruksi. Kami punya mitra 3.500 pengembang dan mereka terus luncurkan proyek baru," ujarnya kepada Bisnis.com di Bekasi, Rabu (18/11/2015).
Menurut Yanti, pengembang tetap membutuhkan pinjaman siaga untuk menjamin pendanaan proyek-proyek properti. Oleh karena itu, kebutuhan kredit konstruksi tetap tinggi, terutaa untuk pembangunan apartemen.
Per September 2015, kredit konstruksi BTN mencapai Rp17,43 triliun atau tumbuh 26,45% secara tahunan.
Porsi kredit konstruksi mencapai 13,25% terhadap total kredit BTN.
Di sisi lain, Yanti mengakui penyaluran kredit pemilikan apartemen perseroan anjlok hingga 50% pada kuartal III 2015.
Kendati demikian, permintaan kredit konstruksi yang tinggi membuat kinerja penyaluran kredit properti non-subsidi BTN tetap sesuai dengan ekspektasi perseroan.