Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memperkirakan Industri multifinance hanya tumbuh 5%-10% tahun depan lantaran masih tertekan sejumlah indikator ekonomi yang belum membaik.
Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan prakiraan itu jauh lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan industri dalam empat tahun terakhir yang dapat tumbuh 17,4% per tahun.
Sejumlah faktor yang bakal mempengaruhi industri yaitu depresiasi rupiah, kebijakan ekonomi global serta perkembangan ekonomi 2016.
“Dengan asumsi ekonomi 5%-5,3% pada 2016, diperkirakan industri pembiayaan dapat mencapai pertumbuhan 5%-10% pada 2016,” katanya, Kamis (19/11/2015).
Dia mengatakan depresiasi nilai tukar memang tidak berpengaruh langsung terhadap multifinance, namun dapat menyebar melalui Bank Umum.
Pasalnya, depresiasi rupiah dapat menyebabkan inflasi yang mendorong suku bunga Bank Umum naik. Akibatnya, biaya dana perusahaan akan terkerek di tengah masih rendahnya permintaan akibat penurunan daya beli.
Selain itu, Suwandi mengatakan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemberlakuan UU Minerba, harga komoditi dan produk pertambangan dan perpajakan turut mempengaruhi pertumbuhan industri tahun depan.
Adapun, proyeksi bisnis pembiayaan itu jauh lebih baik dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan laba industri pembiayaan tahun ini.