Bisnis.com, JAKARTA – Pasca merger PT Reasuransi Utama Indonesia ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), skema penambahan modal perusahaan reasuransi raksasa tersebut masih belum diputuskan.
Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN mengatakan pihaknya akan mencarikan solusi penambahan sembari melakukan konsolidasi, sebelum perusahaan itu ditargetkan settled down pada 2018.
“Kami masih mencarikan solusi untuk menaikkan kapasitas, bisa dengan MCB [mandatory convertible bonds] atau dengan skema lain,” katanya, dalam konferensi pers, Jumat (18/12).
Saat ini, dia mengatakan ekuitas Indonesia Re pasca merger mencapai Rp1,5 triliun. Idealnya, perusahaan reasuransi raksasa tersebut memiliki ekuitas Rp5-10 triliun untuk beroperasi penuh.
Sebelumnya, tiga BUMN, yaitu PT Jasa Raharja (Persero), PT Taspen (Persero) dan PT Jamkrindo (Persero) telah menitipkan modal sebesar Rp900 miliar pada akhir tahun lalu kepada Indonesia Re dengan skema MCB tersebut
Sebagai catatan, Indonesia Re dipastikan tidak menerima penyertaan modal negara (PMN) 2016 setelah DPR menolak usulan PMN sebesar Rp500 miliar. Nilai usulan tersebut bahkan sudah dikurangi dari permintaan Indonesia Re sebelumnya Rp3,5 triliun lalu menjadi Rp1 triliun sebelum akhirnya usulan terakhir ditolak.
Gatot mengatakan pihaknya akan menyediakan kebutuhan modal Indonesia Re sesuai dengan bisnis plan sampai 2019, salah satunya dengan menambah opsi perusahaan BUMN yang melakukan MCB. Kendati demikian, dia mengatakan belum ada opsi yang dipilih dalam waktu dekat.
“Nantinya perusahaan [BUMN] lain, seperti Asabri bisa melakukan MCB juga untuk memperkuat modal. Yang penting bukan Tbk. [perusahaan terbuka],” ujarnya.
Dalam proses merger antara PT Reasuransi Utama Indonesia (RUI) ke dalam Indonesia Re, diikuti transfer portofolio bisnis anak usaha konvensional RUI yaitu PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo). Adapun, Reindo akan menjadi anak usaha yang mengelola bisnis asuransi syariah.
Fase berikutnya, akan dilakukan transfer portofolio bisnis anak usaha PT Askrindo, yakni PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re). Nantinya, Indonesia Re akan mempunya dua anak usaha, yaitu PT Asei dan Nas Re.