Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Mengatur Keuangan Bagi Bujangan

Siapa yang tak kenal lagu legenda dangdut Rhoma Irama yang berjudul Bujangan. Lagu tersebut sedikit banyak menceritakan suka duka bagi mereka yang hidup membujang.
Pasalnya, banyak bujangan yang mengorbankan pendapatannya untuk memenuhi gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatannya demi gengsi.
Pasalnya, banyak bujangan yang mengorbankan pendapatannya untuk memenuhi gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatannya demi gengsi.

Bisnis.com, JAKARTA - Siapa yang tak kenal lagu legenda dangdut Rhoma Irama yang berjudul ‘Bujangan’. Lagu tersebut sedikit banyak menceritakan suka duka bagi mereka yang hidup membujang.

“Katanya enak menjadi bujangan, ke mana-mana tak ada yang larang. Hidup terasa ringan tanpa beban, uang belanja tak jadi pikiran,” begitulah beberapa cuplikan lirik lagu tersebut.

Menjadi bujangan memang menyenangkan bagi sebagian orang. Selain belum memiliki tanggungan, bujangan juga cenderung lebih bebas dalam mengambil keputusan tertentu. Namun awas, jika tidak hati-hati, kebebasan itu bisa menjadi bumerang. Hal ini juga berlaku dalam hal perencananan keuangan.

Menurut konselor keuangan dan keluarga MoneynLove Financial Planning & Consultant Andreas Freddy Pieloor, menjadi bujangan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.

Dalam hal pengelolaan keuangan, bujangan harus memikirkannya sendiri karena tidak memiliki pasangan yang bisa diajak berkomunikasi. Hal itu membuat aktivitas sehari-hari sulit dikontrol. Namun di satu sisi, bujangan memiliki kebebasan dalam menentukan investasinya.

“Ini [kebebasan investasi] yang harus dimanfaatkan oleh para bujangan karena mereka bisa sangat berhemat untuk merancang masa depan,” katanya.

Pada prinsipnya, pengelolaan keuangan bagi bujangan harus mengikuti rambu-rambu kebutuhan pokok. Artinya, meskipun bisa menyisihkan uang sesuka hati, para bujangan tetap tidak boleh mengabaikan kebutuhan sehari-hari seperti kesehatan. Freddy menilai banyak bujangan yang meremehkan hal tersebut.

Selain itu, dalam menata masa depan, para bujangan juga harus menyisihkan pendapatannya lebih awal untuk investasi. Porsinya berkisar antara 10%-20%. Pasalnya, jika investasi dilakukan pada akhir bulan, biasanya uang akan lebih cepat habis.

Berinvestasi sejak muda juga akan lebih menguntungkan. Freddy mencontohkan, jika seseorang mematok target nominal tertentu untuk masa pensiunnya, para bujangan akan lebih ringan dalam mencicilnya. Apalagi, jika orang tersebut mulai berinvestasi sejak usia muda maka nominal yang harus dikeluarkan setiap bulan tentu lebih kecil.

Pada usia muda, biasanya orang juga mulai menyusun rencana-rencana di masa depan. Mulai dari keinginan melanjutkan pendidikan, membeli properti, menikah atau mungkin keinginan untuk memiliki kendaraan jenis tertentu.

Menurut Freddy, prioritas keinginan tersebut harus dikembalikan kepada masing-masing orang. Namun, dia menyarankan agar merinci keinginan-keinginan tersebut agar bisa dihitung berapa besar dana yang dibutuhkan. Prioritas bisa dibuat berdasarkan jangka waktu. Selain itu, bujangan juga harus membagi investasinya dalam pos-pos tertentu.

INVESTASI YANG TEPAT

Pertanyaan yang sering muncul dari para bujangan adalah apa investasi yang tepat untuk masa depan? Freddy menjelaskan jika tujuannya untuk mengembangkan dana maka menabung di bank harus dihindari. Pasalnya, bunga bank cenderung kecil bahkan lebih rendah dari inflasi. Tabungan itu diperlukan untuk menyimpan dana-dana darurat yang sewaktu-waktu harus dicairkan.

Menurut dia, pilihan investasi berupa saham atau properti bisa menjadi pertimbangan. Apalagi, jika tujuan investasi dimaksudkan untuk jangka panjang di atas 10 tahun. sementara itu, dalam jangka pendek dan menengah instrumen investasi seperti reksa dana atau logam mulia bisa menjadi alternatif.

Di sisi lain, Freddy mewanti-wanti untuk menghindari jenis investasi berisiko tinggi seperti foreign exchange (forex) atau komoditas lainnya. Jenis investasi itu tidak cocok bagi bujangan karena membutuhkan keahlian tingkat tinggi. “Investasi seperti itu hanya cocok bagi para expert dan bujangan tidak memenuhi kualifikasi tersebut,” paparnya.

Agar tidak terjebak pada tuntutan gaya hidup, para bujangan juga harus berhitung masak-masak dalam hal pengeluaran. Usahakan agar gaya hidup yang dianut lebih rendah dari pendapatan.

Pasalnya, banyak bujangan yang mengorbankan pendapatannya untuk memenuhi gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatannya demi gengsi. Padahal, selain merusak rencana investasi di masa depan hal tersebut juga akan memengaruhi pola hidup saat ini.

Nah, bagi Anda yang masuk kualifikasi sebagai bujangan, merencanakan investasi untuk masa pensiun akan menjadi langkah yang bijak. Hindari perilaku konsumtif yang berlebihan dan fokuslah pada mimpi-mimpi Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (24/1/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper