Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. berharap rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tahun ini bisa lebih rendah dibanding tahun lalu. Beberapa sektor yang tahun lalu menjadi penyumbang NPL terbesar tahun ini bakal dihindari.
Direktur Bank Maybank Henky Sulistyo mengatakan sektor korporasi seperti pertambangan, shipping, serta oil and gas akan dievaluasi tahun ini dalam hal penyaluran kredit. "Target NPL tentu rendah. Harus rendah dan dibawah rata-rata industri. Kami perkirakan di antara 3,2% dan 3,6%," katanya di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Dalam paparan kinerja perusahaan, NPL net sepanjang 2015 sebesar 2,42%. Meningkat 0,94% dari tahun sebelumnya yakni 1,48%. Sementara itu NPL gross naik 1,44% dari 2,23% pada 2014 menjadi 3,67% tahun lalu.
Sepanjang 2015 Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,9% menjadi Rp112,5 triliun per 31 Desember 2015 dari Rp106,3 triliun per 31 Desember 2014.
Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus membukukan pertumbuhan kredit yang kuat, sementara Perbankan Global tetap fokus pada re-profiling dan re-alligning portofolio korporasi, dengan strategi memberikan layanan kepada BUMN dan nasabah top tier.