Bisnis.com, JAKARTA-Bank khusus pembiayaan infrastruktur berbasis syariah bakal didirikan di Indonesia. Bila terealisasi, bank tersebut dikhawatirkan akan mengambil pangsa pasar bank syariah domestik.
Terkait potensi persaingan tersebut, pengamat ekonomi syariah Adiwarman Karim mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi. Pasalnya lahan bisnis yang digarap berbeda.
"Lain kelas. Bank syariah domestik kan porsinya rupiah. Kalau bank infrastruktur khusus untuk menarik dana dari luar," ujarnya pada Bisnis.com di Jakarta, Selasa(19/7/2016).
Sebagaimana diketahui, beberapa bank syariah tengah gencar memberikan pembiayaan infrastruktur. Contohnya Bank Muamalat yang memberikan pembiayaan sindikasi untuk pembangunan tol Soreang-Pasir Koja (Soraja) senilai Rp1 triliun.
Disamping itu, dana haji yang disalurkan lewat perbankan syariah bakal digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah dengan skema syariah. Bank yang tertarik untuk mengelola dana tersebut antara lain Maybank syariah dan Bank DKI syariah.
Bank infrastruktur syariah atau Islamic Infrastucture Bank (IIB) merupakan proyek kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Islamic Development Bank (IDB). Bank ini rencananya akan didirikan di dua negara, di yakni Indonesia dan Turki.
Ide mengenai pembentukan bank ini terinspirasi dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin China. Mega bank ini membantu negara-negara di Asia untuk mendongkrak dana pinjaman antarnegara bagi pembangunan infrastruktur.