Bisnis.com, JAKARTA – PT BRI Syariah akan menerbitkan sukuk mudharabah subordinasi senilai Rp1 triliun dengan tenor tujuh tahun pada semester II/2016.
Dari aksi itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio perseroan diharapkan bisa terjaga di atas 14%.
Haru Koemahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., mengatakan sebagai induk usaha, perseroan menginginkan anak usaha di perbankan syariah itu bisa mencara modal usaha secara mandiri.
Untuk itu, anak usaha syariah emiten berkode BBRI itu akan menerbitkan sukuk mudharabah sub ordinasi.
“Dalam penerbitan sukuk mudharabah itu, calon pembeli atau investornya bukan hanya kami sebagai induk sendiri. Itu akan terbuka untuk semuanya, tetapi perlu diingat aksi ini bukan berarti kami ingin melepas, kami tetap komitmen sebagai pemilik mayoritas BRI Syariah,” ujarnya pada Senin (15/8).
Adapun, sampai semester I/2016, rasio kecukupan modal BRI Syariah menanjak 306 basis poin (bps) menjadi 14,06% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu sebesar 11,03%.
Sampai enam bulan pertama tahun ini, BRI Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan dari mudharabah dan musyarakah naik 6,73% menjadi Rp6,62 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang senilai Rp6,2 triliun.
Dari segi pendapatan distribusi bagi hasil, perseroan meraup pertumbuhan sebesar 10,22% menjadi Rp782,54 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu senilai Rp709,96 miliar.
Laba bersih perseroan pun mencatatkan kenaikan sebesar 50,08% menjadi Rp90,27 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp60,15 miliar.
Dari segi kualitas pembiayaan, BRI Syariah mencatatkan penurunan rasio pembiayaan bermasalah atau non-peforming financing (NPF) gross menyusut 54 basis poin (bps) menjadi 4,87% dibanidngkan dengan periode sama pada tahun lalu, sedangkan NPF net menurun 55 bps menjadi 3,83% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.