Bisnis.com, JAKARTA -- PT Andalan Finance Indonesia (AFI) mengantongi kredit dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp300 miliar untuk kebutuhan pembiayaan tahun 2017.
Direktur Andalan Finance Sebastianus H. Budi mengatkaan perseroan melanjutkan kerjasama fasilitas kredit Installment Loan dengan BCA untuk yang keenam kalinya. Pada hari ini, AFI menandatangani Perjanjian Kredit fasilitas Installment Loan VI senilai Rp300 miliar dari Bank BCA.
Dia menjelaskan kerjasama antara AFI dan BCA hingga keenam kali ini merupakan bukti kepercayaan sektor perbankan terhadap konsistensi kinerja AFI. Dengan adanya penambahan fasilitas kredit ini, maka total fasilitas kredit yang telah diterima AFI dari BCA sebesar Rp1,425 triliun.
“Di penghujung tahun ini, kami tengah mempersiapkan pendanaan untuk kebutuhan pembiayaan di tahun 2017 nanti,” katanya, Senin (31/10/2016).
Penandatanganan fasilitas kredit dihadiri oleh Presiden Direktur AFI Sebastianus H. Budi, Managing Director Frans F. Rundengan, Presiden Komisaris Stephanus H. Budi, dan Finance Director Lianawaty. Sementara dari BCA diwakili oleh Direktur BCA Rudy Susanto.
Menurut dia, fokus bisnis dan komitmen peningkatan layanan prima terhadap nasabah terus dilakukan guna mendorong kinerja prima. Selain itu, sinergi dengan pemangku kepentingan, peningkatan kualitas SDM dan implementasi sistem baru yang terintegrasi secara online juga turut mendukung pertumbuhan bisnis AFI.
Sejauh ini, kata dia, AFI berada dalam koridor yang tepat untuk mengejar proyeksi kenaikan laba bersih sebesar 78% hingga akhir tahun 2016.
Dia menambahkan, AFI juga berkomitmen untuk terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan untuk memperoleh struktur pendanaan yang optimal dengan biaya dana yang kompetitif.
Dalam waktu dekat ini, AFI akan kembali mendapatkan tambahan dana dari beberapa bank nasional. Hingga kuartal III 2016, AFI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,6 triliun atau meningkat sebesar 13% dari periode yang sama pada tahun lalu. Penyaluran pembiayaan tersebut telah mencapai 82% dari target pembiayaan hingga akhir tahun 2016.
“Kami optimis target pembiayaan tahun ini dapat tercapai seiring penurunan suku bunga acuan 7 days Repo Rate dimana saat ini sebesar 4,7% serta semakin kuatnya dukungan dari pemangku kepentingan termasuk rekanan kreditur, rekanan dealer dan Nasmoco Group (Dealer Toyota di wilayah Jogjakarta dan Jawa Tengah),” ujarnya.
AFI menargetkan penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun 2016 sebesar Rp3,4 triliun. Target pembiayaan ini naik sebesar 20% dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan di tahun sebelumnya.
Perusahaan saat ini masih berfokus pada pembiayaan kendaraan bekas (roda 4 atau lebih). Ini ditunjukkan dengan komposisi pembiayaan kendaraan bekas sebesar 75% dan sisanya sebesar 25% merupakan pembiayaan kendaraan baru.
Dari total penyaluran pembiayaan tersebut, 10% berupa kendaraan niaga (commercial) dan 90% lainnya berupa kendaraan penumpang (passenger).
Kenaikan pada penyaluran pembiayaan dan nilai aset diikuti dengan efisiensi biaya operasional serta penurunan tingkat piutang tak lancar (Non Performing Financing/NPF).
Penurunan tingkat NPF ini terjadi karena sistem deteksi dini yang dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen yang piutangnya terindikasi bermasalah dalam pembayaran dapat berjalan dengan baik.
Sebastianus H. Budi menambahkan, AFI saat ini memiliki 34 cabang yang tersebar di seluruh pulau besar di Indonesia. Untuk lebih mendekatkan dengan konsumen dan memperluas pangsa pasar, Andalan Finance dalam waktu dekat berencana untuk membuka cabang baru di pulau Jawa.
Selain itu, kami senantiasa mengadakan program-program yang dapat merangsang keinginan masyarakat akan kebutuhan kendaraan dengan memberikan layanan yang profesional, proses pengajuan pembiayaan yang cepat dan bunga yang kompetitif.
Sebagai bagian dari Nasmoco Group yang merupakan dealer kendaraan Toyota di wilayah Jogjakarta dan Jawa Tengah, AFI telah menunjukkan kinerja yang sangat baik sehingga memperoleh penghargaan dari Majalah Infobank karena telah berhasil mempertahankan predikat “Sangat Bagus” selama 8 tahun berturut-turut.
Hal ini bukan tanpa alasan, karena AFI terus menunjukkan pertumbuhan dari sisi penyaluran pembiayaan dan nilai aset yang disertai dengan penerapan pengelolaan risiko yang mengutamakan kualitas piutang.
“Ke depan, AFI akan melanjutkan berbagai inisiatif bisnis yang dinilai berhasil di 2016," tuturnya