Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi KIK dan Dire Jadi Alternatif Produk Dana Pensiun

Pengembangan dana investasi melalui Kontak Investasi Kolektif Efek dan Dana Investasi Real Estate (DIRE) dinilai dapat menjadi produk alternatif bagi dana pensiun.
ilustrasi/huffingtonpost
ilustrasi/huffingtonpost

Bisnis.com, JAKARTA—Pengembangan dana investasi melalui Kontak Investasi Kolektif Efek dan Dana Investasi Real Estate (DIRE) dinilai dapat menjadi produk alternatif bagi dana pensiun.

Bambang Sri Muljadi, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengatakan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) memang sedang mencari alternatif investasi yang diperbolehkan.

“Mungkin kami akan berkonsentrasi ke properti yang lebih menjanjikan, saat ini kan ada produk baru KIK dan DIRE,” kata Bambang belum lama ini.

Meski begitu, dia mengatakan industri dapen masih sepi yang menjajal instrumen investasi baru tersebut. Pasalnya, saat ini DPPK masih berkonsentrasi untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.1/2016 tentang investasi Surat Berharga Negara bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.

“Bahwa di tahun 2017, investasi lebih di alokasikan ke Surat Berharga Negara (SBN) dan obligasi kepada BUMN Building dan infrastruktur,” katanya.

Dia mengatakan secara bertahap investasi dapen tetap akan diarahkan pada investasi seperti KIK dan DIRE. Oleh karena itu, pihaknya akan memahami lebih jauh terkait pasar modal untuk lebih mengenal emiten serta produk yang dimiliki.

Abdul Rachman, Ketua Umum Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mengatakan melalui produk baru seperti KIK dan DIRE untuk investasi jangka panjang dapat memberikan alternatif imbal hasil yang baik.

“Termasuk juga RDPT Equity juga, cuma memang belum ada yang masuk saat ini, mungkin memang belum terbiasa masuk ke sana,” kata Abdul.

Guna melakukan hal tersebut, pihaknya mengatakan memang perlu pemahaman dari pengelola dapen untuk memberikan hasil yang lebih baik. Pasalnya, memang perlu keahlian tertentu dari pengelola dapen.

“Kalau memang tidak ada, mereka bisa mengajak orang-orang yang sudah ahli di bidang itu, lalu tinggal mengikuti aturan mengenai perusahaan mana yang sudah di ratting, dan auditornya siapa untuk mitigasi resiko,” katanya.

Selain itu, dia berharap BUMN ternama mulai melepaskan sebagian dari saham mereka dalam bentuk RDPT, sehingga dapen dapat masuk dalam investasi.

“Misalnya pembangunan kereta api bandara, apabila 30% sahamnya dilepas lalu yang ngambil dana pensiun, dapat masuk uang jangka panjang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper