Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF melakukan penandatangan Perjanjian Induk kerja sama dengan PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau Bank BKE terkait peningkatan kapasitas penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Penandatanganan Perjanjian Induk Kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dengan Direktur Operasional Bank BKE Zainal Riffandi, dan Direktur SMF Heliantopo di Grha SMF, Jakarta, pada Rabu (2/8).
Kerja sama tersebut diantaranya meliputi penyediaan dana menengah/panjang untuk penyaluran KPR, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka penyaluran KPR, penyaluran KPR sesuai dengan Pedoman Standar Dokumen KPR, serta pemanfaatan produk dan jasa keuanganperbankan.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) merupakan bank umum BUKU I yang mengutamakan bidang ritel. Perusahaan menargetkan bisa melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir tahun 2017.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank BKE Sasmaya Tuhuleley mengatakan, pihaknya akan fokus meningkatkan kinerja sepanjang tahun ini agar target dana saat melantai tercapai. "Kami incar tambahan dana sekitar Rp500 miliar saat IPO nanti," ujarnya sebagaimana pemberitaan Bisnis.com sebelumnya.
Tambahan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan bank. Rencananya, pasca IPO di akhir tahun ini, Bank BKE bakal naik kelas ke BUKU II. Saat ini modal inti Bank BKE sekitar Rp350 miliar. Selain tambahan modal dari IPO, Sasmaya juga berharap komitmen dari pemegang saham untuk menyuntik dana agar batas minimal Rp1 triliun bisa terlampaui.
Sementara terkait penyaluran kredit, menurutnya ruang untuk ekspansi tahun ini cukup longgar. Pasalnya, perseroan baru saja mendapatkan tambahan dana senilai Rp170 miliar dari hasil penerbitan obligasi subordinasi. "CAR [capital adequacy ratio] kami kan naik cukup besar karena penerbitan surat utang ini. Jadi ruang untuk ekspansi cukup besar," ujarnya.
Dana yang dimasukkan dalam komponen tier 2 tersebut membuat rasio kecukupan modal Bank BKE meningkat menjadi 22,28% dari sebelumnya 15,88%. Keberhasilan penerbitan surat utang tersebut membuat Bank BKE optimistis bisa mengandalkan pencarian dana dari pasar modal. "Kami semakin percaya diri karena menemukan solusi permodalan maupun pendanaan seperti melalui penerbitan obligasi," imbuhnya.
Selain ekspansi kredit, BKE juga tengah mengembangkan infrastruktur digitalnya. Menurut Sasmaya, sebagai bank yang fokus di segmen konsumer dan retail, pengembangan teknologi informasi merupakan hal yang wajib dilakukan.
Per Desember 2016, total kredit Bank BKE yang disalurkan meningkat 33,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari posisi Rp1,7 triliun menjadi Rp2,27 triliun.