Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) tahun ini membidik pertumbuhan kredit sebesar 20% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Ong Tek Tjan, Direktur UKM, Funding, FI dan Jaringan Kantor Bank Sampoerna mengakui bahwa target pertumbuhan kredit yang dipasang tersebut terbilang cukup optimistis dibandingkan industri perbankan yang tahun ini cenderung memasang target tidak terlalu tinggi.
"Memang angka 20% itu terlihat tinggi, tapi karena bank kita masih kecil, ya secara basseline tidak terlalu tinggi sebenarnya," ujarnya kepada Bisnis, di sela Acara Pengundian Grand Prize Simpanan Online Sahabatku (Sobatku) di Sampoerna Strategic Square, Jumat (19/1) sore.
Menurutnya sektor mikro kecil dan menengah masih menjadi penyumbang terbesar penyaluran kredit Bank Sampoerna. Pihaknya pun tahun ini akan terus meningkatkan porsi sasaran pada sektor tersebut dan mengurangi porsi untuk financial industri.
"Market kita masih di mikro kecil dan menengah. Saat ini porsi untuk mikro kecil dan menengah sekitar 75% dan untuk financial industri sengaja kita kurangi sedikit demi sedikit, karena kita tidak terlalu confident di sana," ujarnya.
Pihaknya pun tetap optimistis akan mampu merealisasikan target tersebut seiring semakin ketatnya persaingan untuk menyalurkan kredit pada sektor usaha mikro kecil di Tanah Air.
Baca Juga
Sebelumnya diketahui, Bank Sampoerna mencatatkan laba senilai Rp29,4 miliar per kuartal III/2017. Nilai tersebut tumbuh tipis 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 10% menjadi Rp6,1 triliun dibandingkan dengan penyaluran kredit pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp5,5 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih bank juga naik 39% menjadi Rp393,4 miliar dari posisi sembilan bulan pertama 2016 senilai Rp284 miliar.
Bank Sampoerna dalam strategi penyaluran kredit, perseroan tetap berfokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sampai kuartal III/2017, porsi penyaluran kredit sektor UMKM mencapai 79% dari total penyaluran kredit perseroan.
Jumlah keseluruhan kredit UMKM mencapai Rp 4,8 triliun atau tumbuh sebesar 23% dibandingkan dengan kuartal III/2016.
Dari sisi penghimpunan dana, hingga kuartal III/2017 Bank Sampoerna telah membukukan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp6,8 triliun. Nilai tersebut tumbuh 19% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp5,74 triliun.
Simpanan giro dan tabungan (current account and saving account) berkontribusi sebesar 45,34% menjadi Rp897,6 miliar. Sementara itu, deposito tercatat senilai Rp5,93 triliun, tumbuh 17,48% dibandingkan dengan kuartal III/2016.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank Sampoerna membaik menjadi 3,75% per akhir September 2017, dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,78%.
Kemudian, likuiditas bank juga membaik yang ditunjukan oleh rasio kredit terhadap pendanaan (LDR) sebesar 88,67% dari sebelumnya 95,01% di kuartal III/2016.