Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (Bank Sumut) mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp630 miliar pada 2017, tumbuh 7,78% dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya senilai Rp584,50 miliar.
Pencapaian tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 4,32% dari Rp2,08 triliun pada 2016 menjadi Rp2,17 triliun pada 2017.
Sementara itu, aset perseroan tumbuh 10,5% dari posisi Rp26,17 triliun pada 2016 menjadi Rp28,93 pada 2017. Penyaluran kredit juga tumbuh 5% dari posisi Rp17,57 triliun menjadi Rp18,46 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Sumut menghimpun dana senilai Rp21,17 triliun. Mayoritas DPK adalah dana murah yakni giro dan tabungan (current account and saving account/CASA) senilai Rp13,81 triliun atau sekitar 65% dari total DPK.
Sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan turun dari 4,70% pada 2016 menjadi 4,38% pada 2017. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun dari 79,54% pada 2016 menjadi 77,85%.
Sampai akhir 2017, pemerintah provinsi Sumatera Utara masih menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 44,28% atau senilai Rp580,817 miliar. Angka tersebut tetap konstan seperti pada 2015 dan 2016.
Secara komposisi, persentase saham pemprov mengalami penurunan dari 50,66% pada 2015, menjadi 48,94% pada 2016, dan terus menurun menjadi 44,28% pada 2017. Sedangkan persentase saham pemerintah kabupaten/kota menjadi 55,72%.
