Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menutup 2017 dengan mencatatkan perolehan laba setelah pajak (audited) sebesar Rp36,57 miliar, atau meningkat 6,4% dibandingkan dengan 2016 yang hanya Rp34,38 miliar.
Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna mengatakan raihan laba itu ditopang dengan meningkatnya realisasi penyaluran kredit serta penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), sehingga mendukung peningkatan pendapatan bunga bersih perusahaan.
"Pertumbuhan yang kami bukukan terutama didukung oleh penyaluran kredit ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," ujarnya, Selasa (27/3).
Ali menerangkan total penyaluran kredit yang disalurkan pada 2017 sebesar Rp6,2 triliun, meningkat dibandingkan dengan akhir 2016 yang hanya Rp5,8 triliun.
"Dari portofolio pinjaman tersebut, sekitar 78,0% disalurkan untuk UMKM. Di dalamnya sektor usaha mikro meningkat pesat hingga berkali-kali lipat," ujarnya.
Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan tersebut juga dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Hal ini tercermin dari rasio NPL bruto sebesar 2,90%, menurun dibandingkan akhir 2016 sebesar 3,09%.
Menurutnya salah satu upaya mendorong peningkatan penyaluran kredit pada 2017 itu, Bank Sampoerna meluncurkan produk pinjaman super cepat dan fleksibel yaitu Probiz yang memberikan kemudahan bagi calon nasabah yang membutuhkan dana cepat.