Bisnis.com, JAKARTA - Tahun lalu menjadi kali pertama Generali Indonesia membukukan laba. CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatakan pihaknya berhasil mencatatkan laba Rp61,3 miliar dengan total premi bruto Rp3,2 triliun atau tumbuh 21% dari tahun sebelumnya.
Pada 2016 diketahui, Generali Indonesia masih mencatatkan rugi sebesar Rp52,39 miliar, sehingga perolehan laba tahun ini mencatatkan pertumbuhan 217%. Angka tersebut diraih setelah 8 tahun beroperasi di Indonesia.
"Hasil yang kuat di 2017 menunjukkam ambisi Generali, meskipun di tengah kompetisi yang sangat menantang, untuk menjadi perusahaan asuransi yang memberi nilai tambah bagi ansabah," kata Edy saat public expose di Gedung Generali, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Tak hanya mencatatkan laba pertamanya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Generali Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 31% menjadi Rp4,4 triliun. Sementara itu rasio solvabilitas di angka 317%.
Edy melanjutkan, pertumbuhan pemi Generali pada tahun lalu didorong oleh kinerja produk unit link yang tumbuh 27% menjadi Rp2,7 triliun.
Adapun dari sisi klaim, Generali mencatatkan penyaluran dana klaim sebesar Rp544,5 miliar, atau meningkat 32% dibandingkan 2016 sebesar Rp413,4 miliar.
Jalur distribusi bancassurance menjadi kontributor tersebesar dengan persentase 46%. Sementara 44% disumbang dari channel keagenan, dan 10% dari bisnis kumpulan.
Memasuki 2018, Generali fokus pada pengembangan produk dan automasi atau digitalisasi, baik untuk nasabah maupun penjualan. Salah satu pengembangan produk yang dilakukan yakni dengan meluncurkan manfaat asuransi tambahan bertajuk Medical Plan.
"Medical Plan menjawab berbagai tren saat ini, contohnya, angka harapan hidup manusia yang terus meningkat, dimana terdapat risiko kerentanan kesehatan di usia lanjut yang dijawab dengan perpanjangan perlindungan kesehatan hingga 90 tahun," jelasnya.