Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. mencatatkan penurunan laba bersih senilai 6,5% secara tahunan menjadi Rp932,7 miliar per semester I/2018. Pada periode yang sama tahun lalu, perolehan laba bersih tercatat senilai Rp998,5 miliar.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, penurunan pada laba bersih terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi yang sedikit melambat pada semester I/2018 sehingga mengakibatkan menurunnya fee based income dan sedikit tekanan pada margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
Meskipun laba tergerus, lanjut Taswin, perseroan masih mencatatkan kinerja positif pada realisasi kredit secara konsolidasi sebesar 6% menjadi Rp127,1 triliun pada semester I/2018 dari Rp119,9 triliun pada semester I/2017.
"Kredit kami tumbuh 6% secara year on year secara konsolidasi dan 3% secara bank only. Pertumbuhan masih didorong oleh segmen korporasi dan business banking," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/7/2018).
Segmen perbankan global mencatat pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 10,4% menjadi Rp30,1 triliun sampai dengan Juni 2018 yang dikontribusikan oleh kredit kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara itu kredit community financial services (CFS) nonritel, yang terdiri dari skala mikro UKM dan kredit business banking tumbuh 7,3% menjadi Rp53,8 triliun. Kredit CFS ritel meningkat 1,6% menjadi Rp43,2 triliun pada semester I/2018.
Kualitas kredit turut mengalami perbaikan dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan NPL) gross sebesar 2,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,6%.
"Fokus kami tetap pada pertumbuhan aset secara selektif dengan menjaga kedisiplinan dalam loan pricing untuk memastikan kualitas aset yang baik di masa yang akan datang," katanya.
Sejalan dengan strategi Maybank Indonesia untuk mengelola biaya dana dengan menurunkan ketergantungan pada deposito, total dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 5% secara year on year menjadi Rp113,7 triliun dari Rp119,8 triliun pada semester I/2017.