Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja keuangan PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) merangkak naik. Laba perusahaan per Agustus 2018 naik 12,3% secara tahunan menjadi Rp13,2 miliar.
Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhleley mengatakan, hal itu disebabkan oleh upaya manajemen melakukan bersih-bersih kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL)
"Karena penyaluran kredit ke koperasi sempat digenjot pada 2014, NPL sempat 4,92% dan menjadi beban sampai kuartal II tahun ini. Tapi, itu sudah bersih sekarang," katanya saat ditemui Bisnis di Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Selain itu, BKE sempat bermasalah dengan pelunasan kredit dari nasabah koperasi swasta. Sebelumnya hal tersebut dilakukan dengan secara otomatis melakukan pemotongan gaji karyawan. Akan tetapi, karena terkendala administrasi, pelunasan kredit tidak masuk ke BKE.
"Portofolio kredit dari sana kami turunkan setengah. Sebelumnya kontribusi 30%--40%, menjadi 20% sekarang," jelas Sasmaya.
Sasmaya melanjutkan bahwa BKE pun optimistis menutup tahun dengan pertumbuhan laba di atas 30%.
Baca Juga
Begitu juga dengan kualitas aset. Per Agustus 2018 rasio NPL 3,9%.
BKE menargetkan akhir tahun rasio kredit bermasalah gross akan kurang dari 3%. Sementara itu, NPL nett 1,87%.
Adapun selain memperbaiki kinerja keuangan, BKE juga tengah berupaya menambah permodalan. Penerbitan saham baru (rights issue) dan penawaran saham perdana (IPO) menjadi instrumen perusahaan.
Terkait dengan rights issue, PT Danadipa Artha Indonesia telah menyetorkan uang sebesar Rp100 miliar sebagai bukti komitmen terhadap rights issue BKE.
Saat ini Danadipa tengah diproses oleh Otoritas Jasa Keuangan. Setelah proses rights issue rampung, perusahaan milik pengusaha Setiawan Ichlas itu akan menjadi pemilik 30% saham BKE.
Hal itu pun akan membuat pemegang saham lain terdelusi. Pemegang saham mayoritas, Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPRI) yang dipastikan tidak akan mengambil haknya, kepemilkan akan menciut menjadi 15%. PT Taspen (Persero) mempertahankan kepemilikan pada posisi 9,93%.