Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Dirikan Sekolah untuk Pengembang Perumahan Subsidi

BTN mendirikan sekolah properti bagi pengembang perumahan bersubsidi. Dalam mendirikan sekolah ini, BTN bekerja sama dengan Keluarga Alumni Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono (kiri)  bersama Komisaris Utama I Wayan Agus Mertayasa meluncurkan logo HUT ke-69 Bank BTN, di Jakarta, Jumat (4/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono (kiri) bersama Komisaris Utama I Wayan Agus Mertayasa meluncurkan logo HUT ke-69 Bank BTN, di Jakarta, Jumat (4/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mendirikan sekolah properti bagi pengembang perumahan, bekerja sama dengan Keluarga Alumni Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan  Rakyat (PUPR). 

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan bahwa sekolah properti yang disebut dengan School of Property Developer (SPD) tersebut merupakan kelanjutan dari didirikannya Housing Finance Center (HFC) pada 16 Oktober 2014 lalu. 

Program pendidikan yang diselenggarakan di SPD ditujukan bagi para pengembang pengembang perumahan subsidi untuk masyarakat perpendapatan rendah (MBR). Pengembang perumahan yang mengikuti pendidikan akan mendapatkan akreditasi dan sertifikasi dari Kementerian PUPR. 

“Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan standar mutu rumah yang dibangun oleh pengembang, sehingga tidak ada lagi perbedaan kualitas rumah yang dibangun pengembang dengan yang disyaratkan  oleh pemerintah,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (21/3/2019). 

Program pendidikan pengembang ini akan berlangsung selama kurang lebih satu bulan dengan metode pembelajaran di antaranya in-class learning, site visit, penyusunan proposal pembangunan proyek perumahan, dan ujian sertifikasi  pembangunan proyek perumahan subsidi. 

Menurut Maryono, jumlah pengembang perumahan di Indonesia masih belum cukup dengan adanya backlog perumahan yang mencapai 11,4 juta unit. Idealnya dibutuhkan setidaknya 2.000 pengembang per tahun dengan asumsi per pengembang dapat membangun kurang lebih 400 unit rumah. 

BTN berkomitmen tidak sekadar menambah jumlah pengembang properti lewat beragam pelatihan maupun pendampingan tapi juga meningkatkan kualitas pengembang perumahan khususnya di level pemula. 

“Para developer harus memiliki kompetensi yang cukup dengan cara mengikuti program sertifikasi. Kementerian PUPR akan menerbitkan sertifikasi khusus developer di bidang perumahan,” jelasnya. 

Untuk memperlancar program sertifikasi, SPD yang melibatkan akademisi dan para ahli bidang properti dari Fakultas Teknik UGM dan Katsgama ini akan memberikan pelatihan dan literasi terkait bisnis properti.  

Adapun materi pelatihan dan pendidikan yang akan diajarkan mengacu pada 4 pilar di bidang properti yaitu perizinan/legalitas, pertanahan/lahan, pembiayaan/permodalan, dan keahlian properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper