Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Milenial, Tip Diversifikasi Dana pada Fintech P2P Lending

Di samping keunggulannya di beberapa sisi, transaksi di Fintech P2P lending juga mengandung risiko, yakni gagal bayar dari borrower. Mengantisipasi hal ini, Jonathan menyarankan para lender untuk menaruh uangnya ke sebanyak mungkin peminjam.
KoinWorks dan Gadjian Tawarkan Pinjaman Bagi Karyawan/Istimewa
KoinWorks dan Gadjian Tawarkan Pinjaman Bagi Karyawan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran financial technology (Fintech) peer-to-peer (P2P) lending menjadi pilihan baru investasi bagi kalangan muda.

Fintech P2P lending yang secara platform menggunakan perantara digital memang identik dengan kaum muda yang seolah tak pernah lepas dari penggunaan gawai.

Chief Marketing Officer PT Lunaria Annua Teknologi (Koinworks) Jonathan Bryan menyatakan, pihaknya kini memiliki sekitar 120 ribu lender yang 90 persen merupakan milenial.

Selain itu, sebanyak 70 persen hingga 80 persen merupakan investor pemula, artinya Koinworks merupakan sarana investasi pertama mereka. Sebagai pelaku industri keuangan digital, Jonathan menyadari bahwa disamping keunggulannya di beberapa sisi, transaksi di Fintech P2P lending juga mengandung risiko, yakni gagal bayar dari borrower.

Mengantisipasi hal ini, Jonathan menyarankan para lender untuk menaruh uangnya ke sebanyak mungkin peminjam.

Dia mengilustrasikan, jika Anda memiliki uang Rp5 juta dan ingin seluruhnya ditaruh di Fintech P2P, sebaiknya berinvestasi di 50 jenis peminjam dengan nilai masing-masing Rp100.000.

Hal itu dianggap lebih aman dibandingkan hanya mendiversifikasi pinjaman ke 5 peminjam saja. Di Koinworks nilai terkecil investasi memang dipatok Rp100.000 dan banyak pula Fintech P2P lain yang menerapkan hal yang sama.

"Semakin banyak justru semakin baik. Yang namanya investasi pasti ada yang gagal, gak mungkin 0 risikonya. Kalau Anda masukkan Rp5 juta hanya ke 5 loan, jika ada 1 hilang, berarti hilangnya 1 juta. Tetapi 4 yang lain bunganya tidak bisa meng-cover yang satu itu," kata Jonathan.

Sementara, jika Anda menaruh uang di banyak "keranjang" dengan nilai masing-masing relatif kecil, jika salah satunya gagal bayar, maka bisa ditutupi dengan bunga dari pinjaman yang lain.

Jonathan menjelaskan praktik semacam ini sudah jamak di kalangan pelaku Fintech P2P Lending. Bahkan, di negara-negara di mana pasar Fintech P2P lendingnya sudah mapan seperti Amerika Serikat atau China, lender didorong untuk menaruh uang hingga di 1.000 jenis pinjaman.

Dia mengatakan, hal itu merupakan mitigasi risiko yang bisa dilakukan lender. Namun dari sisi penyelenggara Fintech P2P Lending, Koinworks memiliki mekanisme pemeringkatan bagi para peminjam. Ada grade A, B dan C. Sejak awal, lender dipersilakan untuk memilih borrower berdasarkan grade yang diberikan Koinworks.

Terhadap hal tersebut, Jonathan juga menyarankan agar menaruh uang pada borrower dengan grade pinjaman yang berbeda-beda. Dengan demikian, diversifikasi yang dilakukan oleh lender menjadi lebih baik.

"Nah semakin baik kombinasinya, itu menciptakan investment yang lebih baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper