Bisnis.com, JAKARTA—PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas), perusahaan teknologi finansial yang bergerak di bidang pendanaan atau fintech lending, menyediakan produk baru yakni pembiayaan tagihan.
Direktur Utama Danamas Dani Lihardja mengatakan hadirnya produk baru itu menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan penetrasi pembiayaan. “Kami memperluasnya ke pembiayaan invoice dan membuka 12 kantor cabang untuk menunjang pembiayaan invoice tersebut,” ungkapnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Dani menjelaskan pihaknya menghadirkan layanan baru ini lantaran adanya permintaan dari supplier kecil dengan rata-rata nominal tagihan di bawah Rp500 juta. Di samping itu, potensi pembiayaan jenis ini, khususnya untuk ekosistem usaha daur ulang kertas, karton dan plastik terbilang signifikan.
Oleh karena itu, Dani mengatakan Danamas akan berfokus pada segmen tersebut untuk penyaluran pembiayaan melalui invoice financing. Selain itu, perseroan akan membuka akses pendanaan itu kepada perusahaan tertentu, terutama perusahaan atau koperasi angkutan kelapa sawit.
“Jadi, kami fokus ke kertas atau karton bekas dan angkutan sawit ke pabrik kelapa sawit,” ungkapnya.
Dani mengatakan produk ini pun sudah mulai ditawarkan melalui laman resmi Danamas sejak Januari 2019. Dengan begitu, saat ini perseroan telah memiliki dua produk pembiayaan. Selain invoice financing, unit usaha Grup Sinar Mas di bidang tekfin ini sebelumnya telah memiliki produk direct cash yang disalurkan kepada ekosistem usaha, yakni pedagang pulsa dan pelanggan Traveloka.
Berdasarkan catatan Bisnis, sejumlah tekfin pendanaan lain juga menawarkan produk sejenis dengan target segmen yang beragam, antara lain PT Tri Digi Fin (Kredit Pro), PT Seva Kreasi Digital (Dana Laut), dan PT Dana Aguna Nusantara (Danamart).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan Februari 2019, total akumulasi pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan fintech lending mencapai Rp28,36 triliun, tumbuh 700,24% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,00 triliun.
Ekspansi pembiayaan masih didominasi oleh penyaluran pembiayaan ke wilayah pulau Jawa yang mencapai Rp24,45 triliun, atau berkontribusi 86,21% terhadap total portofolio.