Bisnis.com, JAKARTA — Sesuai dengan pola tahunan pada awal tahun, pertumbuhan penyaluran kredit baru sepanjang kuartal I/2019 melambat dibandingkan dengan posisi pada kuartal sebelumnya. Perlambatan terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi.
Survei Perbankan Bank Indonesia yang dipublikasikan pada Selasa (16/4/2019) mengindikasikan pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal I/2019 melambat dibandingkan dengan kuartal IV/2018 (quarter-to-quarter/qtq). Hal ini tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru per kuartal I/2019 yang sebesar 50%, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada kuartal sebelumnya sebesar 71,7%.
Perlambatan pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada kredit modal kerja dan kredit investasi. Sementara itu, permintaan kredit baru untuk kredit investasi justru meningkat, terutama ditopang oleh penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB).
Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan permintaan kredit baru pada kuartal I/2019 terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi. Kontributor utamanya berasal dari sektor transportasi, pergudangan & komunikasi, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.
Pada kuartal II/2019, diperkirakan laju pertumbuhan permintaan kredit baru akan kembali menggeliat, karena didorong oleh kondisi ekonomi yang menguat, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat, serta kondisi likuiditas perbankan yang memadai.
Pada kuartal II/2019, permintaan kredit baru diperkirakan akan mengalir ke kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR/KPA akan menjadi prioritas, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.